Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya, penambahan lemak pada tubuh bayi memang kerap mencerminkan tumbuh kembang yang sehat. Namun, kelebihan kadar lemak tentu menjadi kondisi yang tidak sehat bagi si kecil.
Lantas, kapan orang tua perlu khawatir bila bayi punya tubuh gemuk?
Apakah Perlu Khawatir saat Bayi Punya Tubuh Gemuk?
Menurut Profesor Emeritus Fisiologi Molekuler dan Farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Tufts, Boston, Richard I. Shader, MD, bayi secara alami memiliki penampilan cenderung bulat dan tampak montok yang benar-benar sehat. Sehingga, kegemukannya belum tentu menunjukkan masalah kesehatan tertentu yang perlu dikhawatirkan, Moms.
“Kebanyakan bayi baru lahir dengan gizi cukup memang memiliki gulungan lemak di kaki dan lengan mereka, dan lehernya yang pendek pun menjadi tidak nampak sama sekali,” ungkap Richard seperti dikutip dari Mom Junction.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, memang ada beberapa kondisi kegemukan pada tubuh bayi yang merupakan tanda masalah. Oleh karena itu, ibu dan ayah perlu memantau berat badan bayi secara rutin setiap bulannya. Menurut IDAI, bayi lahir cukup bulan yang sehat biasanya memiliki berat antara 2,5-4 kilogram. Nah Moms, berat si kecil umumnya akan bertambah dua kali lipat pada bulan keempat dan tiga kali lipat pada bulan ke-12.
Penampilan bulat dan gemuk merupakan hal umum pada bayi. Lemak memainkan peran penting untuk mendukung fungsi normal tubuh si kecil. Beberapa bayi mungkin tampak lebih gemuk daripada bayi lainnya karena faktor tertentu, Moms. Namun, kenaikan berat badan yang lebih cepat dari biasanya mungkin membutuhkan perhatian medis.
ADVERTISEMENT
Jadi, cara yang tepat untuk mengetahui apakah berat badannya masih berada pada tahap normal atau tidak adalah dengan berkonsultasi pada dokter spesialis anak. Selain itu, ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga berat bayi tetap pada jalurnya seperti berikut:
Menyusui
Menyusui lebih sering dalam durasi yang lebih lama yaitu, lebih dari 12 bulan dapat mengurangi risiko kenaikan berat badan yang menyebabkan obesitas pada bayi. Apalagi, WHO juga menyarankan agar ibu bisa menyusui si kecil setidaknya hingga ia berusia 2 tahun.
ASI perah
Tetap berikan ASI meski Anda tidak bisa menyusui langsung, Moms. Salah satunya adalah dengan menyediakan ASI perah di rumah setiap hari.
Kenali tanda lapar dan kenyang
ADVERTISEMENT
Identifikasi isyarat lapar dan kenyang pada bayi akan membantu ibu memberikan makanan dalam jumlah cukup untuk bayi.
Dorong aktivitas fisik
Mengajak bayi melakukan permainan yang membuatnya banyak bergerak akan membakar kalori berlebih, sehingga risiko obesitas bisa dikurangi, Moms.