Benarkah KB Spiral Membuat Hubungan Seks Terasa Tak Nyaman?

3 April 2019 18:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi alat KB spiral atau IUD Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alat KB spiral atau IUD Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Metode kontrasepsi IUD (intrauterine device) atau yang populer disebut sebagai KB spiral banyak dipilih perempuan karena efektif dan dapat digunakan dalam jangka panjang. Menurut WHO, efektivitas KB spiral dalam mencegah kehamilan mencapai 99,4 persen.
ADVERTISEMENT
KB spiral juga cocok wanita yang kesulitan minum pil KB secara rutin. Ya Moms, minum pil KB harus dilakukan setiap hari dan pada jam yang sama. Sedangkan jika memakai KB spiral, Anda hanya perlu mengganti IUD setelah 3, 5 atau 10 tahun.
Namun di balik kelebihannya itu, bukan berarti tak ada keluhan terkait KB spiral. Salah satunya adalah terkait penetrasi seksual. Sebagian suami mengeluh merasa tak nyaman saat berhubungan seks dengan pasangan yang memakai KB spiral. Benarkah IUD penyebabnya?
Sebelum menjawabnya, kita harus paham dulu bagaimana KB spiral bekerja. Memilih KB spiral artinya dokter akan memasang plastik berbentuk T dengan lilitan kawat tembaga ke dalam rahim Anda. Alat itu mencegah kehamilan dengan mengubah cara sperma bergerak sehingga tak mampu meraih sel telur.
Ilustrasi Masalah Seks Suami Istri Foto: Pixabay
Meski memasukkan benda asing ke dalam rahim Anda, IUD sangat aman hampir untuk semua wanita. Namun menggunakan alat kontrasepsi ini memang butuh adaptasi, baik oleh tubuh Anda maupun suami.
ADVERTISEMENT
KB spiral memang membuat sebagian suami merasa tak nyaman saat berhubungan seksual. Menurut dr Tirsa Verani SpOG, dokter kandungan RSIA Brawijaya, Jakarta, hal itu disebabkan oleh benang IUD yang terlalu panjang.
“Ada beberapa suami yang memang merasa begitu. Penyebabnya karena ada benang dari IUD yang disisakan keluar. Ada yang bilang suaminya enggak nyaman karena merasa seperti ada yang nusuk-nusuk tapi kan itu bisa diakali,” jelas dr Tirsa, saat ditemui dalam acara yang digelar pil KB Andalan FE pada Senin (25/03), di Bogor.
dr Tirsa menyarankan agar pasangan tidak tergesa-gesa menilai kurang cocok dengan KB spiral hanya karena hal itu. Sebab, benang IUD bisa disesuaikan agar pengguna dan pasangannya merasa nyaman saat berhubungan seksual.
dr. Tirsa Verani Sp.OG. dalam acara Talkshow pil KB Andalan FE. Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan
“Misalnya dengan benangnya kita lipat ke dalam atau benangnya dipendekin. Jadi bisa diatur. Jangan hanya karena masalah itu lalu enggak mau pake KB,” tambah dr Tirsa.
ADVERTISEMENT
Keluhan seperti itu sebaiknya disampaikan ke dokter yang membantu memasang IUD dalam sesi kontrol rutin.
Selain berkaitan dengan hubungan seksual, sebagian wanita pengguna KB spiral juga mengeluh menstruasinya keluar lebih banyak atau berlangsung lebih lama dibandingkan sebelumnya. Hal ini merupakan efek samping normal dari pemasangan IUD dan umumnya hanya terjadi pada 3 bulan pertama setelah pemasangan.
“Kita kan memasukkan benda asing ke dalam rahim, sehingga rahim kita butuh adaptasi. Kadang bikin mens keluar lebih banyak atau di antara masa haid muncul spotting (bercak darah). Tapi efek ini hanya terjadi sekitar 3 bulan awal. Jika mens lebih “banjir” dalam jangka waktu lama sampai merasa lemas, pusing, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Mungkin perlu obat tambahan atau enggak cocok dengan KB tersebut,” tambah dr Tirsa.
ADVERTISEMENT