Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Polusi udara di Jakarta yang memburuk bisa jadi membuat orang tua ragu mengajak anak pergi bermain di luar rumah. Ya Moms, menurut data dari AirVisual, pada Selasa (25/6), Jakarta merupakan kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia.
ADVERTISEMENT
Persoalan polusi udara memang tak boleh dianggap sepele. Selain berisiko mengganggu kesehatan, sebuah riset terbaru menunjukkan polusi udara berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak .
Riset itu dilakukan oleh sekelompok peneliti dari University of California di Amerika Serikat. Penelitian berfokus pada polusi udara dari pabrik industri dan PM 10 atau partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron. PM 10 bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Umumnya partikel tersebut berasal dari knalpot mobil, debu jalanan, dan pabrik.
Para periset menduga partikel beracun bisa masuk ke dalam plasenta. Akibatnya, hal ini bisa menyebabkan kerusakan langsung pada otak atau membuat plasenta tidak bisa bekerja dengan baik.
Menurut hasil riset yang akan dipublikasikan di jurnal Environmental Research pada September 2019 ini, tim peneliti juga menemukan bahwa balita yang hidup di daerah dengan polusi tinggi memiliki nilai rata-rata IQ lebih rendah. Nilai IQ mereka antara 2,5 sampai 6,8 lebih rendah dibanding balita yang hidup di daerah yang tidak begitu banyak polusi.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini, tim peneliti mempelajari data 1.005 anak dari Shelby County di Tennessee, Amerika Serikat. Mereka membandingkan nilai IQ anak-anak itu dengan estimasi tingkat polusi udara di daerah rumah anak-anak tersebut. Dampak PM 10 pada penurunan IQ ini terjadi pada anak-anak dari keluarga kaya maupun miskin.
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang terpapar PM 10 saat masih di dalam kandungan memiliki IQ yang lebih rendah di awal hidupnya," tulis para peneliti, sebagaimana dilansir Daily Mail.
Yang menarik, tim periset menemukan bahwa hidup di jalanan tidak memberikan efek serupa pada IQ. Hal ini menunjukkan bahwa polusi itu datang dari sumber lain. Menurut hasil riset, anak-anak itu terpapar PM 10 dari bandara kargo dan pusat kereta api yang merupakan penghasil utama polusi ini.
ADVERTISEMENT
"Hasil pengamatan kami menunjukkan tidak ada bukti bahwa IQ berhubungan dengan paparan polusi udara dari kendaraan saat masih dalam kandungan," jelas para peneliti.
"Catatan emisi di Shelby County mengindikasikan bahwa penghasil PM 10 terbesar di daerah Memphis (lokasi Shelby) adalah pembangkit listrik bertenaga batu bara, beberapa pabrik manufaktur metal, kilang petrokimia, dan pabrik pengolah makanan," lanjut mereka.
Ya Moms, sehingga belum tentu, seorang bayi mengalami penurunan IQ akibat terpapar PM 10 dari polusi kendaraan saat di dalam kandungan.
Lantas, bagaimana caranya agar bayi di dalam kandungan terhindar dari penurunan IQ akibat polusi udara?
Memang, riset ini tidak membuktikan bahwa PM 10 dapat secara langsung menyebabkan penurunan IQ. Tapi, para peneliti memiliki beberapa dugaan atas bagaimana hal ini bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
Menurut mereka, partikel polusi bisa menyebabkan peradangan dan pembengkakan di jaringan dalam plasenta. Kondisi peradangan ini membuat plasenta tidak bisa membawa nutrisi dengan baik ke fetus.
Dugaan lain adalah partikel polusi ini bisa masuk ke bayi melalui plasenta. Partikel lalu merusak otak yang sedang berkembang dengan mengganggu DNA-nya.
Tim periset mengatakan bahwa kerusakan akibat polusi bisa dihindari. Caranya dengan mengkonsumsi cukup asam folat selama hamil.
Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi asam folat untuk mencegah bayinya mengalami kelainan otak atau tulang belakang saat masih dalam kandungan.
Dalam riset ini, anak-anak yang ibunya mengkonsumsi asam folat tinggi saat hamil, tidak mengalami penurunan IQ. Ya, mereka tidak mengalami penurunan IQ meski hidup di daerah yang sangat berpolusi udara. Sedangkan anak-anak yang hidup daerah sangat berpolusi udara dan ibunya memiliki asupan asam folat yang rendah, memiliki IQ lebih rendah.
ADVERTISEMENT
"Mungkin saja tingkat asam folat yang lebih tinggi meningkatkan kemampuan antioksidan. Ini membatasi stres oksidatif yang diasosiasikan dengan paparan PM 10," jelas Kaja LeWinn, anggota tim peneliti, kepada The Times.
"Atau mungkin saja asam folat memiliki sifat melindungi, karena asam folat memiliki peran penting dalam pengembangan saraf yang sehat tanpa terpengaruh oleh paparan polusi udara," imbuh dia.
Jadi, jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat saat hamil ya, Moms.