Benarkah Rutin Pijat Bayi Bikin Lebih Cepat Jalan? Ini Penjelasan Ahli

6 Maret 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pijat bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pijat bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Banyak penelitian yang menyebut bahwa pijat bayi bisa memberikan beragam manfaat. Mulai dari meningkatkan bonding orang tua dan bayi, memberikan kenyamanan pada bayi, dan sebagai stimulasi untuk meningkatkan tumbuh kembangnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian muncul anggapan bahwa rutin memijat bayi bisa membuatnya lebih cepat jalan. Tapi benarkah anggapan tersebut?

Benar Tidaknya Rutin Pijat Bayi Bisa Bikin Lebih Cepat Jalan

Ilustrasi pijat bayi. Foto: StockerThings/Shutterstock
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Fitri Hartanto, Sp.A(K), menjelaskan stimulasi pijat bayi memang terbukti memberikan banyak manfaat. Namun demikian, agar bisa berjalan, bayi tetap perlu melalui semua tahapan pertumbuhannya.
"Tidak berarti tanpa dia melalui tahapannya bisa langsung jalan. Jadi tiap anak harus melalui tahapannya," kata dr Fitri dalam webinar IDAI, Selasa (5/3).
Ia menjelaskan, saat baru lahir hingga usia 1 bulan, pemijatan rutin bisa menstimulasi bayi untuk mengangkat kepalanya hingga 45 derajat. Kemudian usia 2 bulan bayi bisa mengangkat kepalanya hingga 90 derajat. Kemudian secara bertahap bayi akan mampu onggong-onggong, lalu merangkak, merambat, berdiri tegak, hingga akhirnya bisa berjalan.
ADVERTISEMENT
"Nah hal ini bisa dipercepat pada saat orang tua sering melakukan stimulasi. Saat tengkurap dia akan belajar angkat kepala. Semakin sering dia mengangkat, otot-ototnya akan semakin kuat," tutur dokter yang juga Ketua IDAI Jawa Tengah ini.

Kapan Sebaiknya Bayi Dipijat

Ilustrasi pijat bayi. Foto: Shutterstock
dr Fitri menyarankan agar manfaat pemijatan lebih optimal, penting untuk memijat bayi rutin setiap setelah mandi pagi dan sore. Jika tidak memungkinkan, lakukan sehari sekali atau setidaknya seminggu 3 kali.
"Apalagi untuk anak-anak yang berisiko, semakin sering kontak dengan orang tua semakin kuat bondingnya dan semakin baik untuk bayi," tuturnya.
Yang pasti, dr Fitri menegaskan agar pemijatan dilakukan dalam kondisi tenang dan nyaman, baik ibu maupun bayi. Hindari melakukan pemijatan saat bayi mengantuk, baru bangun tidur, terlalu lapar, atau pun terlalu kenyang.
ADVERTISEMENT
"Jangan juga misalnya hanya punya waktu 15 menit sebelum berangkat kerja, lalu dipaksakan untuk memijat bayi. Itu kan kondisi orang tuanya terburu-buru jadi tidak nyaman," tutup dr. Fitri.