Berapa Banyak Telur yang Perlu Dimakan Anak Setiap Hari?

14 Desember 2019 10:06 WIB
comment
31
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak makan telur. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan telur. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Protein adalah komponen penting yang diperlukan anak sebagai pendukung proses tumbuh kembangnya. Untuk mendapatkannya, anak perlu mengkonsumsi makan-makanan yang kaya akan protein, Moms. Salah satu sumber protein terbaik dan mudah ditemui adalah telur.
ADVERTISEMENT
Tapi, berapa banyak ya kira-kira telur yang dibutuhkan anak setiap harinya?
anak makan telur Foto: Shutterstock
Menurut Dokter Ahli Gizi, Prof. Dr. dr Saptawati Bardosono, MSc, sebenarnya bukan jumlah telur yang menjadi patokan orang tua dalam pemenuhan protein harian anak, Moms. Melainkan jumlah asupan protein yang dibutuhkan anak setiap harinya. Pasalnya, protein juga bisa diperoleh dari sumber makanan lain.
"Bukan jumlah telur, tetapi jumlah asupan protein dari makanan harus sesuai AKG. Kemudian dibagi sebagai asupan makanan kaya protein termasuk telur," kata dr Saptawati saat dihubungi kumparanMOM, beberapa waktu lalu.
Jumlah AKG atau Angka Kecukupan Gizi protein tersebut menurut Dokter Ahli Gizi Komunitas, DR. dr Tan Shot Yen, M.hum, harus disesuaikan dengan usia anak.
"Sesuaikan dengan usia anak dan bayi," ujar dr Tan.
Ilustrasi anak makan telur. Foto: Shutter Stock
Berdasarkan tabel AKG yang dirilis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang AKG yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia, anak usia 6-11 bulan membutuhkan sebanyak 15 gram protein. Usia 1-3 tahun sebanyak 20 gram, 4-6 tahun 25 gram dan usia 7-9 tahun sebanyak 40 gram, Moms.
ADVERTISEMENT
Adapun satu butir telur mengandung 5,5 gram protein. Kemudian, tinggal Anda hitung menyesuaikan dengan usia anak Anda. Meski begitu, dr Tan tidak menyarankan orang tua untuk menjadikan telur sebagai satu-satunya sumber protein untuk anak. Sebab, diperlukan variasi makanan lain untuk memenuhi kebutuhan protein harian si kecil.
"Kita butuh protein, betul. Tapi juga butuh variasi sumbernya. Jadi, saya selalu menyarankan agar prinsip rotasi, kombinasi dan variasi itu diterapkan," kata dr Tan.
Ilustrasi anak makan telur. Foto: Shutter Stock
Sumber protein selain telur buat anak di antaranya bisa diperoleh dari daging sapi, ayam, ikan, kacang-kacangan, tempe, susu sapi serta tahu. Sehingga bisa Anda atur, Moms, misalnya pagi sudah sarapan dengan telur, untuk makan siangnya bisa Anda hidangkan protein dari daging ayam, dan sajian tempe untuk makan malamnya.
ADVERTISEMENT
Variasi makanan tersebut, kata dr Tan, diperlukan agar anak tidak bosan dengan makanan rumah, sehingga ia tidak mudah jajan sembarangan. Selain itu, variasi makanan juga diperlukan agar anak mendapat variasi rasa dan gizi yang baik untuk tumbuh kembangnya, Moms.
"Anak jadi enggak bosan dan punya referensi 'makanan enak dari rumah'. Agar enggak 'liar' lihat jajanan di luar sana. Anak-anak yang hobi jajan itu biasanya karena makanan di rumah enggak ada variasi dan enggak ada keragaman," tutupnya.