Berbagai Metode Persalinan yang Perlu Ibu Hamil Ketahui

1 Oktober 2019 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu hamil jelang persalinan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu hamil jelang persalinan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap ibu pasti menginginkan proses persalinan yang tanpa hambatan dan minim rasa trauma. Memasuki trimester ketiga kehamilan, Anda mungkin sudah mulai memikirkan proses persalinan yang akan dilakukan nanti.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, untuk mengurangi rasa takut saat melahirkan, ada baiknya Anda mengetahui berbagai metode persalinan yang kini berkembang di dunia medis. Mengutip Parenting First Cry, berikut beberapa metode persalinan yang perlu ibu hamil ketahui.
1. Vaginal Birth atau Persalinan Lewat Vagina
Ada dua jenis persalinan lewat vagina yang perlu Anda tahu, yaitu persalinan normal dan persalinan spontan. Meski sama-sama melahirkan lewat vagina, tapi keduanya berbeda, Moms. Perbedaan keduanya terletak pada alat bantu yang digunakan saat persalinan. Persalinan lewat vagina punya kelebihan, seperti pemulihannya lebih cepat.
ilustrasi wanita bersalin Foto: Shutterstock
Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang berlangsung tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu. Jadi, persalinan ini benar-benar hanya mengandalkan tenaga dan usaha ibu untuk mendorong keluarnya bayi. Persalinan ini dapat dilakukan jika posisi kepala janin lahir terlebih dahulu. Ya Moms, jika kehamilan Anda dalam keadaan baik, dokter biasanya akan menyarankan Anda melahirkan dengan proses persalinan alami.
ADVERTISEMENT
Persalinan normal adalah persalinan lewat vagina yang memerlukan bantuan alat selama proses persalinan. Misalnya saja induksi, yaitu proses stimulasi untuk merangsang kontraksi rahim sebelum kontraksi alami terjadi. Tujuannya untuk mempercepat persalinan. Persalinan normal juga bisa dibantu oleh beberapa alat lain, misalnya:
Melahirkan dengan alat Forceps atau Forsep Foto: Shutterstock
- Forsep: Bagi ibu yang proses persalinannya sulit dan cukup lama, umumnya dokter akan menyarankan agar ibu melahirkan dibantu menggunakan sebuah alat yaitu forsep. Forsep merupakan suatu alat yang bentuknya menyerupai sendok besar. Alat ini digunakan untuk membantu mengeluarkan bayi saat persalinan proses persalinan. Cara kerja forsep adalah menjepit kepala bayi yang masih di dalam rahim, lalu dokter akan memandu ibu hingga bayi keluar, sementara sang ibu mengejan.
ADVERTISEMENT
- Pompa Vakum: Mirip dengan metode persalinan forsep, teknik ini digunakan dalam kasus kelahiran vaginal. Misalnya, jika bayi sedang keluar tetapi sudah berhenti bergerak di tengah-tengah, maka dokter mungkin akan memutuskan untuk menggunakan pompa vakum. Ujung vakum memiliki lengkungan lembut yang ditempatkan di bagian atas kepala bayi. Lewat pompa vakum, bayi akan dibimbing keluar melalui jalur lahir.
2. Operasi Caesar
Ketika hamil, Anda mungkin selalu membayangkan untuk melakukan persalinan lewat vagina. Meski begitu, ada beberapa gangguan kesehatan pada ibu atau pun bayi di dalam kandungan yang tidak memungkinkan ibu hamil melahirkan lewat vagina. Jika sudah begitu, dokter biasanya menyarankan untuk melakukan operasi caesar.
Dalam metode ini, bayi dilahirkan dengan membuka perut ibu lewat pembedahan rahim untuk mengangkat bayi. Tak perlu khawatir dengan metode persalinan ini, karena operasi caesar dilakukan agar ibu dan bayi selamat.
Ilustrasi Operasi Caesar Foto: Pixabay
3. Vaginal Birth After Cesarean (VBAC)
ADVERTISEMENT
Banyak ibu yang beranggapan, jika sudah melakukan operasi caesar pada kelahiran pertama, saat memiliki anak kedua, Anda tidak bisa melakukan persalinan normal. Sebenarnya hal ini bisa dilakukan namun tidak bisa dilakukan sembarang orang, metode ini yang disebut Vaginal Birth After Cesarean (VBAC).
American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengungkapkan sebenarnya tak masalah jika ibu ingin melahirkan normal setelah pernah melakukan operasi caesar. Tapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum memutuskan melahirkan normal setelah operasi caesar. Misalnya saja, tidak hamil bayi kembar, jarak kehamilan sebelumnya minimal 2 tahun, tidak mengalami komplikasi kehamilan, bayi yang dikandung beratnya tidak lebih dari 4 kg.
Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan. Foto: Shutterstock
Tapi apapun pilihan Anda nantinya, Moms, yang terpenting adalah harus selalu memastikan keselamatan ibu dan bayi. Percayakan pada dokter kandungan Anda, untuk menghindari komplikasi saat melahirkan.
ADVERTISEMENT