Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Berbagai Pantangan Ibu Hamil, Mana yang Anda Ikuti?
2 November 2019 9:21 WIB
Diperbarui 2 November 2019 9:21 WIB
ADVERTISEMENT
Anda sering dapat saran dari orang tua dan kerabat untuk jangan melakukan hal-hal tertentu saat hamil ? Bisa jadi pantangannya itu kurang masuk di akal, meski tujuan dari pemberi nasihat adalah demi keselamatan Anda dan janin.
ADVERTISEMENT
Dari deretan pantangan dan anjuran di bawah ini misalnya, hitung yuk Anda kebagian yang mana saja:
Larangan Duduk:
Dilarang duduk di atas alu (antan), sebab kalau melahirkan nanti akan BAB.
Dilarang duduk/makan di muka pintu, karena nanti mulut si anak kelak juga besar.
Dilarang duduk di atas lumpang, karena akan menghambat kelahiran.
Larangan Makan:
Dilarang makan di tempat tidur, karena bila bersalin akan sulit dan nanti anaknya bisulan.
Dilarang makan dalam takir, sebab akan menutup jaÂlannya bayi.
Dilarang duduk/makan di muka tungku karena anaknya nanti mulutnya lebar.
Larangan Kegiatan Lain:
Larangan untuk Suami:
ADVERTISEMENT
Ada pula beberapa anjuran yang masih dipercaya ibu hamil dan suaminya. Karena menurut kepercayaan, apabila anjuran- anjuran itu ditaati akan membantu lancarnya kelahiran atau berakibat baik terhadap kelahiran. Anjuran-anjuran yang diÂmaksud adalah sebagai berikut:
Selama isterinya hamil sebaiknya suami berÂpuasa Senin – Kamis. Di samping itu harus banyak berÂamal.
Selama isterinya hamil sebaiknya si suami kalau tidur malam sesudah jam 12.00 malam.
Anjuran:
Pantangan dan anjuran di atas masih diterapkan pada sebagian masyarakat di Tulungagung. Sekalipun mereka mengetahui bahwa hal diatas banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang mereka anut. Sedangkan selamatan atau tradisi upacara saat hamil, juga masih banyak yang menjalankan meski banyak tradisi yang bertentangan dengan agama.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana dari sisi medisnya? kumparanMOM kemudian menanyakan deretan pantangan dan mitos tersebut ke dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi, dr. Dinda Derdameisya, SpOG dari Brawijaya Women & Children Hospital, Jakarta.
"Jadi semua yang ada di atas itu mitos. Enggak ada yang benar sesuai medis," katanya.
Tapi ia kemudian menambahkan, untuk tak cepat-cepat menentang pantangan dan anjuran itu, Moms. Menurutnya, sebagai masyarakat Indonesia yang sangat menjunjung tinggi tradisi dan sebagai bentuk menghormati orang tua, maka mitos dan anjuran itu sebenarnya tidak masalah pula bila calon ibu ingin menjalaninya.
"Enggak apa-apa bila mau dijalankan, asalkan kita sebagai generasi muda tahu kalau secara medis itu enggak ada pengaruh. Jadi, melakukan yang dianjurkan nenek moyang, murni karena kita menghargai tradisi yang telah dibentuk. Selain itu penting pula bagi para ibu-ibu muda yang sedang hamil untuk tahu referensi medis dan ilmu pengetahuan terkait kehamilan. Jadi tradisi-tradisi itu nggak perlu ditentang," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana dengan Anda? Adakah lebih dari satu pantangan dan anjuran yang diterapkan?