Bisakah Orang Tua Memilih Hamil Anak Perempuan seperti Rencana BKKBN?

Ilustrasi bayi perempuan. BKKBN mengimbau agar setiap pasangan memiliki anak perempuan untuk menjaga regenerasi. Foto: Shutter Stock

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyebut pihaknya menargetkan tiap pasangan di Indonesia memiliki 1 anak perempuan. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk menjaga regenerasi. Sebab angka kelahiran di Indonesia menurun dan mencapai angka ideal dalam satu dekade terakhir.

"Kami punya target 1 perempuan rata-rata melahirkan 1 anak perempuan. Oleh karena itu BKKBN menargetkan anaknya kalau bisa 2,1 jangan hanya 2. Karena kalau anaknya dua lebih dikit, maka hampir dipastikan 1 perempuan akan melahirkan anak 1 perempuan," ujar Hasto dalam acara Media Briefing Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Hotel Santika Semarang pada Kamis (27/6).

Pertanyaannya, memangnya bisa menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginan kita?

Moms, sebelum membahas lebih jauh soal penentuan jenis kelamin, penting untuk sama-sama dipahami bahwa keputusan untuk memiliki anak atau tidak, dan berapa jumlah anak yang diinginkan, murni merupakan hak setiap pasangan.

Masing-masing pasangan tentu punya pertimbangan tersendiri. Mulai dari kesiapan mental dan fisik, tingginya biaya hidup dan pendidikan, tantangan global, isu terkait pengasuhan, trauma, dan masih banyak lagi.

Selain itu, setiap anak adalah istimewa, terlepas dari apa pun jenis kelaminnya. Kalau pun punya anak perempuan, orang tua juga tak bisa memaksakan kehendak anak apakah nantinya ia akan memutuskan untuk punya anak atau tidak.

Nah, kembali soal cara menentukan jenis kelamin anak, apakah memungkinkan secara medis?

Mungkinkah Memilih Hamil Anak Perempuan?

Ilustrasi wanita yang menunjukkan positif hamil. Foto: Getty Images

Dokter spesialis kandungan yang juga expert kumparanMOM dr. Andrew Yurius Christian, Sp.OG, mengatakan bahwa secara medis memang memungkinkan untuk memilih jenis kelamin anak, termasuk jika ingin punya anak perempuan, yakni dengan menjalani program bayi tabung. Bahkan tingkat keberhasilannya sangat tinggi.

"(Keberhasilannya) bisa 100% dengan pemeriksaan PGT-A (teknologi reproduksi yang dilakukan dengan siklus IVF atau program bayi tabung) dari embrio yang didapat," kata dr. Andrew kepada kumparanMOM.

Meski demikian, program bayi tabung memerlukan biaya tinggi. Selain itu, meski tingkat keberhasilannya tinggi dalam menentukan jenis kelamin, proses bayi tabung tidak selalu mudah dan tidak semua orang langsung berhasil.

Bagaimana dengan hamil alami? Apakah memungkinkan menentukan jenis kelamin anak?

Ilustrasi ibu hamil melakukan perawatan di salon. Foto: lunamarina/Shutterstock

Selama ini banyak informasi dan tips yang beredar soal cara menentukan jenis kelamin anak. Mulai dari cara dan waktu berhubungan seks, hingga makanan yang perlu dikonsumsi pasangan.

Namun menurut dr. Andrew, belum ada bukti ilmiah yang bisa memastikan seseorang bisa menentukan jenis kelamin anaknya. Sebab jenis kelamin anak bergantung pada sperma.

Bila sperma Y bertemu sel telur ibu, maka akan menjadi anak laki-laki. Sementara bila sperma X yang berhasil bertemu sel telur, maka akan menjadi anak perempuan.

"Karakteristik dari sperma Y adalah bergerak cepat namun lebih rentan sehingga lama hidupnya pendek, diperkirakan tidak lebih dari 24 jam. Sementara sperma X bergerak pelan namun dapat hidup lebih lama di dalam tuba/rahim ibu, diperkirakan hingga 4 hari," urai dokter yang praktik di RSIA Bina Medika Bintaro, Tangerang Selatan, ini.

Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk meningkatkan peluang hamil anak perempuan, seperti:

- Berhubungan intim lebih dari satu hari sebelum ovulasi dan kondisi vagina asam.

- Konsumsi makanan yang bersifat asam seperti telur dan daging.