Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pada bayi, tidur memang jadi aktivitas yang paling banyak dilakukan sepanjang hari. Maklum saja, sampai usia 6 bulan, umumnya bayi belum bisa mengangkat kepala atau membalikkan posisi tubuh sehingga juga tidak dapat banyak bergerak. Meski begitu, bayi bisa dengan nyaman tidur dalam posisi terlentang, menyamping maupun tengkurap. Mana yang lebih baik, ya?
ADVERTISEMENT
Dr. Natharina Yolanda dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengemukakan bayi sebaiknya tidak tidur tengkurap. Hal itu berkaitan dengan potensi kematian mendadak bayi atau sudden infant death syndrome (SIDS) yang disebabkan oleh adanya infeksi, penyakit metabolik, gangguan irama jantung, hingga terbekap.
Di samping itu, tidur tengkurap bisa jadi menganggu pernapasan bayi akibat hidung dan mulutnya terhalang alas tidur. Kinerja otak pada bayi yang tidur tengkurap pun bisa terhambat karena peredaran darah ke otak bayi kurang lancar.
Setelah usia 12 bulan, leher pada bayi sudah cukup kuat sehingga posisi miring atau tengkurap dengan posisi kepala tidak terbekap masih aman. Tidak hanya itu, pada usia yang cukup, tidur tengkurap pada bayi justru memiliki banyak manfaat. Seperti, membuat bayi tidur pulas, mencegah gepeng pada kepala, hingga melatih kemampuan motorik kasar si kecil seperti berguling, merangkak , berdiri, hingga berjalan .
ADVERTISEMENT
Satu lagi, perhatikan pula tempat tidur bayi agar tidak terlalu empuk dan memungkinkan kepala bayi tidak terbenam. Jangan pula terlalu keras, sehingga bayi malah merasa tidak nyaman.