news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bolehkah Cukur Bulu Kemaluan saat Puasa?

10 April 2022 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cukur bulu kemaluan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cukur bulu kemaluan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa wanita mungkin merasa risih dengan bulu kemaluan yang sudah tumbuh panjang, sehingga berencana untuk mencukurnya dalam waktu dekat. Meski begitu, mencukur bulu kemaluan saat puasa Ramadhan bisa jadi menimbulkan kebimbangan. Beberapa wanita, mungkin khawatir tindakan tersebut bisa membuat puasa tidak sah. Apakah Anda termasuk yang berpikir demikian, Moms?
ADVERTISEMENT
Secara medis, bulu kemaluan wanita sebenarnya boleh-boleh saja dicukur tapi jangan sampai habis. Sebab, bulu kemaluan juga memiliki peran sebagai proteksi alami dalam menjaga kebersihan serta mengurangi risiko terpapar virus dan bakteri.
Namun, benarkah mencukurnya bisa membuat ibadah puasa jadi tidak sah?

Mencukur Bulu Kemaluan saat Puasa Ramadhan, Boleh Enggak Ya?

Ilustrasi ingin mencukur bulu kemaluan. Foto: Shutterstock
Dikutip dari NU Online, waktu mencukur bulu kemaluan setiap orang bisa berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pertumbuhan bulu kemaluan tiap orang tidak sama, ada yang cepat panjang, dan juga ada yang lama. Bisa saja Anda mungkin merasa risih bulu kemaluan sudah panjang ketika sedang berpuasa.
Berdasarkan hukum Islam, mencukur bulu kemaluan berkaitan dengan fitrah atau keadaan alami manusia. Hukumnya sendiri adalah sunah sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
"Lima hal termasuk (sunnah) fitrah, yaitu mencukur rambut kemaluan, khitan, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dianjurkan juga kepada umat muslim agar mencukur bulu kemaluan tidak lebih dari 40 hari ya, Moms, seperti hadis berikut.
وَالتَّوْقِيتُ فِي حَلْقِ الْعَانَةِ عَلَى مَا سَبَقَ مِنِ اعْتِبَارِ طُولِهَا: وَاَنَّهُ اِنْ اَخَّرَهُ فَلَا يُجَاوِزُ أَرْبَعِينَ يَوْمًا
Artinya: “Penetapan waktu mencukur bulu kemaluan sebagaimana yang telah dijelaskan dilihat dari sisi panjangnya. Jika dibiarkan, maka jangan sampai melebihi empat puluh hari,” (Lihat An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, juz I, halaman 342).
Sehingga, bisa disimpulkan sebenarnya mencukur bulu kemaluan tidak akan membatalkan ibadah puasa. Jadi, jika Anda merasa tidak nyaman dan risih karena bulu kemaluan sudah panjang, maka boleh-boleh saja mencukurnya di bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT