Bolehkah Ibu Menyusui Diet Intermittent Fasting? Ini Penjelasannya

29 November 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi intermittent fasting untuk turunkan berat badan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi intermittent fasting untuk turunkan berat badan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan memang sering kali membuat ibu menyusui jadi kurang percaya diri. Akhirnya, banyak yang termotivasi untuk melakukan diet agar bisa kembali ke bentuk tubuh ideal.
ADVERTISEMENT
Salah satu pola diet yang banyak dilirik belakangan ini adalah intermittent fasting. Mengutip Mayo Clinic, efektivitas intermittent fasting dalam mengurangi berat badan sama seperti diet kalori yang sudah lebih dulu populer.
Selain karena efektif, intermittent fasting juga sering dipilih karena pelaksanaannya mudah. Anda hanya perlu puasa dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, puasa dari jam 8 malam sampai 12 siang. Itu pun masih bisa minum air putih selama periode puasa.
Meski kedengarannya mudah dan tidak berbahaya, tapi bolehkah ibu menyusui diet intermittent fasting? Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel ini, Moms.

Bolehkah Ibu Menyusui Diet Intermittent Fasting?

Ilustrasi intermittent fasting untuk turunkan berat badan. Foto: Shutterstock
Pada dasarnya, di Indonesia praktik puasa sudah menjadi hal yang lumrah. Apalagi bagi umat muslim ada kewajiban puasa selama sebulan penuh setiap bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit ibu menyusui yang memilih berpuasa saat bulan suci Ramadhan meskipun sebenarnya mereka boleh saja tidak mengerjakannya, dan mengganti puasa di waktu yang lain. Setelah diteliti, ternyata ibu menyusui yang memilih berpuasa mengalami penurunan produksi ASI.
Mengutip Healthline, penelitian itu dipaparkan dalam sebuah jurnal bertajuk Effects on health of fluid restriction during fasting in Ramadan susunan J B Leiper yang terbit di European Journal of Clinical Nutrition.
Sama seperti puasa di bulan Ramadan, intermittent fasting juga berpotensi membuat suplai ASI jadi berkurang, sehingga sebaiknya dihindari. Mengutip Cleveland Clinic, pola diet ini juga bisa mengurangi jumlah kalori yang Anda dapatkan dari makanan.
Padahal, ibu menyusui membutuhkan asupan kalori lebih banyak dari biasanya. Ibu harus mengonsumsi 350-500 kalori ekstra per hari untuk membantu tubuhnya dan tubuh si kecil mendapatkan energi.
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: aslysun/Shuttterstock
Namun, intermittent fasting mungkin bisa Anda lakukan jika periode menyusui sudah hampir selesai. Hal ini disampaikan ahli diet asal US, Julia Zumpano, RD, LD. di laman Cleveland Clinic.
ADVERTISEMENT
“Jika Anda hanya menyusui di pagi dan malam hari, dan (ASI) bukan lagi sumber utama nutrisi bayi Anda, maka Anda mungkin bisa melakukan intermittent fasting menjelang di akhir periode menyusui,” terangnya.
Hanya saja, sebaiknya selalu konsultasi dengan dokter atau ahli diet profesional sebelum melakukan diet, Moms. Karena, belum tentu pola diet intermittent fasting ini cocok untuk tubuh Anda. Pasalnya, pola diet ini dapat memengaruhi hormon dan dapat menimbulkan efek samping.
Beberapa efek samping yang mungkin muncul adalah kelelahan, insomnia, mudah tersinggung, sakit kepala, dan mual. Jadi, sebaiknya berkonsultasilah dengan profesional agar Anda tidak membahayakan diri sendiri serta si kecil.