Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Bukan Cuma DHA, Zat Besi Juga Penting untuk Perkembangan Otak Anak, Moms!
11 Maret 2025 18:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
ADVERTISEMENT
Banyak orang tua berpikir DHA adalah mikro nutrien yang paling penting untuk mengoptimalkan daya pikir atau perkembangan otak anak. Padahal tak cuma DHA, zat besi juga tak kalah pentingnya untuk perkembangan otak, lho!
ADVERTISEMENT
Sayangnya, masih banyak orang tua yang tidak menyadari peran penting pemenuhan asupan zat besi, bahkan cenderung mengabaikan gejala kekurangan zat besi yang jika dibiarkan akan menyebabkan anak mudah lelah, kulit pucat, dan kurang fokus.
Terlebih ada fakta yang perlu menjadi perhatian serius orang tua, bahwa 1 dari 3 anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi. Mengingat pentingnya melakukan upaya memenuhi asupan zat besi yang optimal pada anak untuk mewujudkan generasi emas 2045, SGM Eksplor melakukan berbagai inisiatif dan edukasi tentang pentingnya zat besi pada anak agar Ia dapat fokus dan aktif belajar.
“Pada anak-anak, zat besi merupakan salah satu nutrisi mikro penting untuk proses tumbuh kembangnya. Fungsi zat besi penting dalam perkembangan sistem saraf. Sehingga, kekurangan zat besi akan sangat mempengaruhi daya pikir yang mempengaruhi fokus dan memori belajar, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun," ujar Dokter Anak Ahli Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K).
Prof Rini meyebut, meskipun peran zat besi sangat penting untuk mengoptimalkan daya pikir anak, banyak orang tua masih belum memahami dan menganggap kondisi kekurangan zat besi bukanlah prioritas. Penelitian terbaru the South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) menunjukkan bahwa sebagian besar anak Indonesia tidak memenuhi asupan Zat Besi yang direkomendasikan, di mana rata-rata konsumsi asupan zat besi anak Indonesia hanya 65,8 persen dari Angka Kebutuhan Gizi (AKG) yang disarankan.
ADVERTISEMENT
"Pada anak usia sekolah yang mengalami kekurangan zat besi memiliki risiko untuk mengalami gangguan dalam kemampuan belajar sehingga tidak bisa fokus belajar di sekolah. Hal tersebut juga diperkuat dokumen dari WHO yang menyatakan bahwa kekurangan zat besi terlihat secara meyakinkan menghambat perkembangan psikomotor dan mengganggu kinerja kognitif anak," ujar profesor yang praktik di RSIA Bunda Menteng, Jakarta Pusat, ini.
Selain itu, dampak kurangnya zat besi pada anak juga dapat membuatnya jadi mudah letih dan lemas, sehingga membuat si Kecil tidak aktif belajar. Oleh karena itu, para orang tua perlu waspada jika anak terlihat lemas dan kurang fokus, bisa jadi kekurangan zat besi.
Hal senada juga dikatakan dokter yang juga ahli gizi, Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi. Ia menyebut, kurangnya konsumsi makanan yang kaya zat besi dan penyerapan zat besi yang tidak optimal menjadi salah satu faktor pemicu risiko kekurangan zat besi.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu, wajib untuk menerapkan pola makan yang tepat sesuai pedoman gizi seimbang, termasuk memaksimalkan pemenuhan zat besi hariannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menyediakan makanan yang bersumber dari protein hewani kaya zat besi seperti telur, ayam, daging sapi, dan ikan," katanya.
Selain makanan yang bersumber dari protein hewani yang kaya zat besi, sebagai pelengkap nutrisi harian susu pertumbuhan terfortifikasi yang diperkaya zat besi juga dapat diberikan untuk mencegah kekurangan zat besi pada anak. Namun demikian, banyaknya pilihan jenis susu di pasaran membuat orang tua salah paham bahwa semua jenis susu itu sama. Faktanya, tidak semua susu sama, karena beberapa jenis susu memiliki jumlah nutrisi yang berbeda, terutama nutrisi penting untuk cegah kekurangan zat besi dan mengoptimalkan kepintaran anak.
ADVERTISEMENT
“Studi menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan Nilai Gizi yang tercantum pada kemasan, susu pertumbuhan terfortifikasi memiliki kandungan nutrisi penting yang lebih banyak seperti Zat Besi, Vitamin C, DHA, Minyak Ikan, dibanding susu kotak cair yang beredar di pasaran," kata dr. Dian.
Lebih jauh, pemberian susu pertumbuhan terfortifikasi pada anak usia 1-3 tahun terbukti bantu penuhi kebutuhan zat besi harian anak sesuai angka kecukupan gizi (AKG) lebih baik optimal. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan asupan zat besi harian anak, penting bagi orang tua untuk memilih susu yang tepat, karena tidak semua susu itu sama.
"Orang tua dapat memilih susu pertumbuhan yang terfortifikasi dengan zat besi, dan dikombinasikan dengan vitamin C. Karena, kombinasi unik zat besi dan vitamin C dukung penyerapan zat besi 2 kali lipat,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selain penerapan pola makan yang kaya zat besi, dr Dian juga mengimbau agar orang tua melakukan skrining faktor risiko kurang zat besi secara rutin pada anak. Hal tersebut merupakan salah satu upaya penting untuk pencegahan dan deteksi dini masalah kekurangan zat besi anak.
Menyadari pentingnya melengkapi kebutuhan zat besi harian anak, Sarihusada melalui SGM Eksplor yang telah hadir mendukung pemenuhan nutrisi anak bangsa selama lebih dari 70 tahun, terus berkomitmen untuk berinovasi melalui produk bernutrisi berkualitas dan mudah diakses masyarakat Indonesia. SGM Eksplor hadir dengan inovasi produk, satu-satunya produk yang mengandung IronC - kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C, yang teruji bantu penyerapan Zat Besi dua kali lipat, serta dilengkapi dengan nutrisi penting lainnya seperti DHA, untuk dukung kepintaran si kecil.
ADVERTISEMENT
“Sebagai upaya untuk memenuhi asupan zat besi yang optimal pada si kecil, SGM Eksplor hadir sebagai satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung IronC, kombinasi unik Zat Besi dan vitamin C untuk penyerapan zat besi 2 kali lipat," kata Head of Brand SGM Eksplor, Anggi Morika Septie.
Ia membeberkan, ada sebuah hasil penelitian yang menyebutkan bahwa anak yang secara rutin mengkonsumsi SGM Eksplor untuk anak yang berusia di atas satu tahun minimal dua kali sehari dan sesuai dengan sajian yang dianjurkan, terbukti dapat mendukung tercapainya 100% kecukupan zat besi harian anak sesuai AKG selain dari makanan harian.
Referensi lain juga menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan Informasi Nilai Gizi yang tercantum pada kemasan, SGM Eksplor memiliki kandungan nutrisi yang lebih banyak dibanding susu kotak cair yang beredar di pasaran. "Berdasarkan studi dan referensi tersebut, kami berharap semakin banyak orang tua di Indonesia yang memahami bahwa tidak semua susu sama sehingga dapat lebih bijak dalam melengkapi asupan nutrisi si kecil,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan komitmen untuk mencegah kekurangan zat besi pada anak, SGM Eksplor juga mendukung upaya deteksi dini zat besi secara rutin melalui inovasi layanan Kalkulator Zat Besi, merupakan alat bantu deteksi dini non-media faktor risiko kekurangan zat besi untuk anak pertama di Indonesia dan hasilnya bisa diketahui hanya kurang dari 3 menit.
Kalkulator Zat Besi dapat digunakan secara mandiri dan dapat dijadikan sebagai alat pemantauan sebelum pemeriksaan selanjutnya oleh pelayan kesehatan. Lebih jauh, SGM Eksplor juga berkomitmen untuk terus hadir mendampingi orang tua yang membutuhkan informasi mengenai nutrisi melalui layanan Nutri-Care Experts yang terdiri dari profesional dengan latar belakang ilmu gizi, kebidanan, dan keperawatan. Layanan Nutri-Care Expert ini merupakan kerja sama SGM Eksplor dan Alodokter yang dapat diakses 24/7 via telepon ataupun media sosial.
ADVERTISEMENT
“Pemenuhan zat besi yang optimal merupakan salah satu kunci untuk mewujudkan generasi emas 2045. Oleh karena itu, SGM Eksplor akan terus berkomitmen untuk mendampingi orang tua di Indonesia dalam memberikan dukungan nutrisi berkualitas dan edukasi,” tutup Anggi.