Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari anak balita merengek atau menangis, Anda mungkin akan memberikan apapun yang diminta si kecil. Namun bila permintaannya sudah banyak dan tidak masuk akal, Anda mungkin secara refleks akan mengatakan 'tidak' atau 'jangan'.
ADVERTISEMENT
Tapi tahukah Anda, terlalu sering mengatakan 'tidak' atau 'jangan' pada balita ternyata bisa berdampak pada psikologisnya. Menurut psikolog dari Rumah Dandelion, Orissa Anggita Rinjani, M.Psi, P.si penggunaan kedua kata tersebut sebenarnya kurang disarankan untuk digunakan dalam proses disiplin anak.
Jika si kecil sudah dibilang berkali-kali pakai kata 'tidak' atau 'jangan' tapi masih melakukan perilaku yang sama, berarti efektivitasnya perlu dipertanyakan, Moms. Hal itu berarti, si kecil belum tentu memahami keinginan Anda.
"Belum tentu anak paham lho apa yang kita mau atau ekspektasi perilaku apa yang kita harapkan untuk dilakukan. Contoh gampangnya, 'jangan lari di tangga'. Ia akan berpikir, jadi bolehnya apa? Lompat boleh? Seluncuran boleh? Guling-guling boleh? Nah, jadi akan lebih mudah dan cepat dipahami kalau mengatakan 'jalan ya kalau di tangga, pegangan'," papar Orissa saat dihubungi kumparanMOM, Kamis (7/11).
Dengan lebih jelas memberikan instruksi, balita akan lebih mudah mengikuti arahan Anda, Moms. Setelah si kecil menjalankan instruksi Anda, jangan lupa untuk memberikannya pujian. Meski si kecil belum terlalu memahami apa yang Anda katakan, tapi mereka bisa memahami isyarat emosional.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Orissa menambahkan, daripada menggunakan kata 'jangan' atau 'tidak', lebih baik latih balita untuk refleks berhenti melakukan sesuatu saat kita bilang 'Setop' atau 'Berhenti'. Itu lebih efektif daripada mengatakan 'tidak' dan 'jangan', Moms.
"Setelah mengatakan 'setop', jelaskan pada anak kenapa kita menghentikan kegiatannya itu. Jelaskan apa yang sebaiknya ia lakukan. Jadi kita bisa kok meminimalisir kata 'jangan' atau ' tidak'. Hanya perlu dilatih terus menerus saja," ujarnya.