Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Lahir di era perkembangan teknologi yang canggih, membuat anak bahkan balita tidak bisa lepas dari gadget. Saking akrabnya, bahkan beberapa anak akan marah dan menangis ketika gadget kesayangannya diambil atau TV-nya dimatikan.
ADVERTISEMENT
Moms, penggunaan gadget pada anak sebenarnya tak selamanya berdampak negatif. Menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, jika digunakan dengan tepat, gadget bisa bermanfaat untuk anak.
“Kalau 5 atau 10 tahun yang lalu, semua ahli masih bilang anak kalau bisa steril dari gadget. Kenapa? karena dunia itu masih relatif baru dan belum punya pengalaman tentang efek dari paparan gadget untuk anak. Tapi dengan berjalannya waktu kita jadi banyak data, mereka menggali lagi, dan ditemukan banyak data baru yang berbeda dibandingkan 5-10 tahun lalu. Sekarang para ahli justru bilang enggak mungkin anak disterilkan sama sekali dari gadget,” jelas Anna Surti Ariani kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Ya Moms, penggunaan gadget pada anak bisa berdampak positif, jika Anda memastikan si kecil tidak sampai kecanduan. Salah satu caranya dengan memberikan batasan waktu terhadap anak balita saat sedang bermain gadget.
ADVERTISEMENT
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak baru boleh dikenalkan dengan gadget saat berusia 18 bulan. Sebelum umur itu, Anda sebaiknya tidak memberikan anak gadget, Moms. Meski begitu, untuk untuk video call, si kecil boleh ikut serta kok. Tapi, lebih dari itu tidak diperkenankan ya!
Menurut sebuah penelitian, anak di bawah usia 18 bulan hanya perlu berinteraksi secara langsung dengan keluarga, orang tua, saudara dan lingkungannya saja. Memberikan gadget untuk anak di bawah usia 18 bulan bisa berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk bermain dan berinteraksi.
Sementara untuk balita berusia 18 hingga 24, Anda boleh memperkenalkan gadget pada si kecil. Tapi Anda harus memastikan jika tontonan yang dilihat anak berkualitas. Anda juga harus turut mendampinginya untuk membantu agar si kecil paham dengan yang dilihat atau ditonton.
Menurut Nina--sapaan Anna Surti, untuk anak usia di bawah lima tahun, batasi penggunaan gadget untuk tujuan rekreatif hanya 1 jam per hari. Sementara untuk usia 5 tahun ke atas, batasi menjadi 2 jam per hari. Hindari membiarkan anak main gadget terlalu lama sehingga berisiko membuat si kecil jadi kecanduan.
ADVERTISEMENT
“Banyak orang tua yang mikir daripada anak ketinggalan zaman, dikasih gadget tapi dibiarkan durasinya terlalu lama. Para ahli punya pemahaman baru kalau memang pakai gadget untuk tujuan edukasi, boleh saja. Yang dibatasi adalah gadget dipakai untuk santai atau rekreatif seperti main game,” tambah Nina.
Selain itu, Anda juga harus melihat secara langsung apa saja acara yang ditonton anak. Sebab, acara, program atau tontonan yang dirancang dengan baik untuk anak dapat meningkatkan kemampuan kognitif, membantu mengajarkan kata-kata dan mempengaruhi perkembangan sosial si kecil.
Lantas, apa dampak buruknya jika anak balita berlebihan bermain gadget?
Hasil studi di Universitas Leeds, Nottingham, University Manchester dan Institute of Cancer di London, menunjukkan bahwa anak yang terlalu sering bermain gadget akan mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan anak menjadi kurang perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. Kemudian, anak juga bisa terkena radiasi ponsel karena saraf anak masih berkembang dan tulang tengkorak masih tipis.
ADVERTISEMENT
Lalu, kontak yang terlalu lama di depan gadget dapat merusak mata si kecil, Moms. Menurut ahli kesehatan anak, penglihatan yang baik diperoleh jika anak menatap benda dari jarak yang bervariasi. Sehingga anak balita yang kecanduan bermain gadget lebih mungkin mengalami gangguan pada matanya.