Cara Jaga Kesehatan Anak saat Banjir

1 Januari 2020 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tinjau tanggul di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020). Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tinjau tanggul di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020). Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan jumlah titik banjir di Jakarta bertambah. Menurut Anies, hujan deras sejak Selasa (31/12) malam membuat sejumlah daerah yang tidak pernah dilanda banjir, kini banjir.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu membuat kita prihatin ya, Moms. Begitu juga yang dirasakan dr Ariani Dewi Widodo SpA (K).
"Kondisi banjir berarti ada dua hal. Pertama soal penyakit akibat banjir dan menjaga kesehatan saat banjir. Yang kedua, soal anak sakit tapi akses susah karena banjir, mati lampu, dan sebagainya," ujarnya dengan nada khawatir pada kumparanMOM, Rabu (1/1).
Saat banjir, anak mudah jatuh sakit. Foto: Shutter Stock
Itulah kenapa, dalam kondisi banjir orang tua perlu selalu waspada. dr.Ariani menjelaskan, infeksi saluran nafas akibat hujan dan kondisi lembab sangat mungkin dialami anak.
Begitu juga dengan diare karena air banjir yang kotor, kurangnya air bersih, listrik mati dan gelap. Selain itu menurutnya, anak juga bisa terkena penyakit kulit. Sementara anak yang masih kecil, seperti bayi dan balita bisa mengalami kedinginan.
Ilustrasi anak demam saat banjir. Foto: Nadia K. Putri
Tak hanya waspada, orang tua juga perlu tanggap dalam bertindak.
ADVERTISEMENT
"Bila anak mengalami demam misalnya, dikompres dengan air hangat, bukan es!" pesan dr.Ariani "Atau beri anak obat demam," tambahnya.
Sementara bila anak tampak kedinginan, dr.Ariani menyarankan agar orang tua seger melepaskan pakaian anak yang basah dan berusahalah pertahankan anak di tempat kering.
"Anak juga bisa dibedong dengan selimut hangat atau skin to skin contact dengan orangtua. Caranya lepas semua baju anak maupun orang tua, dekap anak, boleh pakai baju atau selimut hangat di luar kedua badan," paparnya.
Lantas, bagaimana bila anak diare?
Banjir di Komplek Ciledug Indah 2, Tangerang, Rabu (1/1/2020). Foto: Akbar Ramadhan/kumparan
"Iya, diare juga kerap dialami saat bencana banjir. Untuk ini (diare) jangan sampai dehidrasi dan jangan sampai menularkan ke anggota keluarga lain. Sedapat mungkin buang kotoran di tempat tersendiri bila kloset tidak dapat dipakai, dan terpisah dari air banjir. Jangan lupa juga, cuci atau bilas tangan dengan air bersih dan sabun," dr.Ariani menjelaskan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, dr.Ariani juga mengingatkan pentingnya orang tua menjaga asupan bernutrisi untuk anak, terutama asupan protein.
"Kalau sikon darurat mungkin memperbanyak protein yang mudah misalnya susu UHT yang steril. Kalau bisa dapat ikan, daging, ayam, telur dan tempe, lebih baik lagi," ia memberi contoh.
Selain itu, anak juga perlu cukup tidur. Karenanya, sebisa mungkin orarng tua membawa anak ke tempat yang bersih dan kering agar tetap bisa tidur nyaman.
"Ini penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh anak saat banjir," dokter dari RS Bunda, Jakarta, ini menutup.