Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Salah satu ciri mendekati waktu bersalin, yaitu ibu hamil sangat mungkin mengalami pecah ketuban. Dengan catatan, tak lama setelahnya terjadi kontraksi dan proses bersalin dalam hitungan jam.
ADVERTISEMENT
Tapi tak selalu begitu, pecahnya ketuban juga bisa terjadi sebelum mendekati waktu persalinan, sehingga disebut sebagai kondisi ketuban pecah dini. Bila Anda mengalaminya, maka harus segera mendapatkan pertolongan dari dokter. Sebab bila terlambat, dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
Hanya saja, kerapkali kondisi hamil besar rentan membuat Anda tak dapat menahan air kencing, sehingga yang sering terjadi adalah mengompol. Sehingga, kemungkinannnya sewaktu air ketuban yang pecah dikira sedang mengompol. Atau sebaliknya, ibu panik mengira ketubannya pecah padahal ia tidak sengaja mengompol.
Untuk membedakan air ketuban dan urin, dokter spesialis dari Rumah Sakit Mayapada, Cilandak, Jakarta Selatan, dr. Karno Suprapto, SpOG mengatakan, ada tiga hal utama yang membedakan air ketuban dan urin. Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
- Aroma
Urin dan air ketuban memiliki aroma yang berbeda sehingga cara pertama untuk mengetahui apakah yang Anda mengalami ketuban pecah atau sedang mengompol adalah dari aromanya.
“Kalau urin baunya khas karena mengandung amoniak. Air ketuban beraroma seperti air kelapa muda,” kata dr. Karno saat dihubungi kumparanMOM pada Kamis (28/3).
- Warna
Urin memiliki warna yang bening hingga kekuningan. Sementara itu, air ketuban berwarna putih, keruh, atau kehijauan.
- Tekstur
Saat urin keluar, biasanya urin akan terlihat bening tanpa campuran apapun. Namun air ketuban yang keluar akan mengandung butiran lemak dan bercampur dengan lanugo (rambut halus janin).
Bila dari ciri-ciri di atas Anda sudah dapat memastikan kalau mengalami ketuban pecah, segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter, bidan, atau rumah sakit. Usahakan agar Anda tetap berbaring selama perjalanan agar air ketuban Anda tidak mengalir terus apalagi hingga habis sebelum Anda sampai ke rumah sakit atau bidan.
ADVERTISEMENT