Cara Mencairkan ASI Perah Beku yang Benar

25 Agustus 2018 16:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ASI Perah (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
ASI Perah (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Memiliki persediaan ASI perah berlimpah pasti jadi hal yang menyenangkan bagi Ibu menyusui. Dengan menyetok ASI perah, ibu tetap bisa memberikan ASI eksklusif meski sedang tidak bersama bayi. Saat harus bekerja di luar rumah misalnya.
ADVERTISEMENT
ASI perah dapat disimpan di kulkas untuk beberapa hari hingga 1 minggu, atau dibekukan di dalam freezer agar dapat bertahan hingga 3 bulan. Asyik, kan?
Tentu saja, ASI perah (ASIP) yang dingin dan atau beku tidak bisa diberikan langsung pada bayi. Anda harus mencairkannya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi si kecil.
Namun, Anda perlu cermat, Moms. Mencairkan ASI perah yang beku tak boleh sembarangan. Ada cara mencairkan khusus yang perlu diterapkan guna mempertahankan nutrisi dan antibodi yang terkandung di dalam ASI beku.
Aturan yang paling utama adalah: Jangan pernah mencairkan ASI perah yang beku menggunakan air panas apalagi air mendidih. Perubahan suhu yang sangat drastis dapat merusak nutrisi di dalam ASIP.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagaimana cara mencairkannya? Berikut kumparanMOM memberikan panduannya untuk Anda:
1. Pilih ASI perah yang lebih awal disimpan untuk dicairkan
ASI perah di dalam kulkas.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ASI perah di dalam kulkas. (Foto: Thinkstock)
Sebaiknya pilih ASI yang lebih awal disimpan atau sudah lama berada di dalam freezer untuk dipakai terlebih dahulu. Agar tak lupa, ingat saja prinsip FIFO (first in first out).
FIFO maksudnya Anda harus mengeluarkan atau memakai ASI yang dimasukkan lebih dulu. Untuk itu, saat hendak menyimpan ASI perah, cantumkanlah tanggal perahnya.
2. Usahakan suhu berubah perlahan-lahan
ASI Perah (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
ASI Perah (Foto: Shutterstock)
ASI perah yang beku sebaiknya dipindahkan ke kulkas bagian bawah selama 24 jam sebelum dihangatkan. Ingat, perubahan suhu yang sangat drastis dapat merusak nutrisi ASI. Anda juga bisa mencairkan ASI perah yang beku dengan mengalirkan air dingin pada wadah ASI perah hingga mencair.
ADVERTISEMENT
Jika bayi membutuhkan ASI perah dalam waktu cepat, cairkan ASI beku menggunakan air hangat dengan suhu tidak lebih dari 37 derajat celsius. Tempatkan wadah yang berisi ASI beku dalam wadah lebih besar yang berisi air hangat hingga mencair.
3. Jangan gunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI perah
Ilustrasi ASI Perah (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI Perah (Foto: thinkstock)
Salah satu cara mencairkan ASI perah yang harus dihindari adalah dengan menghangatkannya di microwave. Hal ini dikarenakan, suhu sulit dikontrol dan bisa menyebabkan panas di ASI perah tidak merata dan melukai mulut si kecil. Selain itu, menggunakan microwave juga akan menurunkan kandungan antibodi pada ASI.
4. Kocok ASI yang sudah mencair dengan perlahan
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Thinkstock)
Setelah ASI perah cair, mungkin Anda akan melihat dua lapisan susu, yaitu lapisan lemak yang ada di atas (hind milk) dan lapisan cairan yang ada di bawahnya (fore milk). Tak perlu cemas karena ini adalah hal yang normal terjadi.
ADVERTISEMENT
Untuk menggabungkan kedua lapisan tersebut, Anda perlu mengaduk susu atau mengocok botol susu bayi sebelum memberikannya pada si kecil. Kocok dengan lembut, dan jangan mengocoknya terlalu kuat.
5. Jangan bekukan lagi ASI perah yang sudah mencair
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Thinkstock)
ASI beku yang sudah dicairkan dapat bertahan sampai 24 jam di dalam kulkas dan hanya bertahan sampai 4 jam di dalam suhu ruang. Jika ASI beku sudah cair tapi tidak jadi terpakai, sebaiknya jangan membekukan ASI perah kembali dan segera buang. Membekukan ulang ASI perah yang sudah pernah dicairkan bisa merusak kandungan nutrisi di dalamnya.
ASI perah yang sudah diberikan pada bayi dan tidak habis hanya dapat bertahan sampai 1-2 jam. Jika bayi tidak segera menghabiskannya, maka sebaiknya ASI juga
ADVERTISEMENT