Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat 10.294 kasus atau 22 kematian bayi per 1.000 kelahiran pada semester pertama di 2017. Dan salah satu penyebab kematian neonatal adalah bayi berat lahir rendah (BBLR) termasuk bayi prematur.
ADVERTISEMENT
Persalinan prematur merupakan kelahiran yang terjadi saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Padahal idealnya, bayi yang sehat lahir pada usia 39 minggu.
Dokter Spesialis Kandungan, Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM mengatakan ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu persalinan prematur. Antara lain: usia ibu terlalu muda saat hamil, ibu hamil bayi kembar, terjadi infeksi saat kehamilan, dan pengaruh dari beberapa penyakit yang diderita ibu. Contohnya diabetes, hipertensi, dan anemia.
Selain itu, dampak dari kekurangan dan kelebihan nutrisi saat hamil, gaya hidup yang tak sehat, hingga gangguan kesehatan mental bisa menjadi penyebab kelahiran prematur ini.
Tapi persalinan prematur bisa dicegah lho, Moms!
Hal yang Bisa Cegah Bayi Lahir Prematur
Sebuah penelitian yang dipublikasikan secara online di Maternal and Child Health Journal mengungkap faktor risiko kelahiran prematur bisa dicegah. Bagaimana caranya?
ADVERTISEMENT
Yang pertama dengan menjaga berat badan ibu selama hamil.
"Kenaikan berat badan yang lebih sedikit selama kehamilan direkomendasikan untuk wanita yang lebih besar. Wanita yang lebih kecil membutuhkan lebih banyak penambahan berat badan untuk mendapatkan kehamilan yang sehat. Dan indeks massa tubuh antara 18,5 dan 24,9 sebelum dan selama kehamilan umumnya sehat," ujar Emily DeFranco, seorang dokter di Center for Prevention of Preterm Birth at Cincinnati Children’s Hospital, Kanada, yang memimpin penelitian ini.
Yang kedua dengan menjaga jarak kehamilan, Moms. Sebab para peneliti menemukan fakta jarak kehamilan yang dekat atau terlalu pendek kerap jadi sebab kelahiran prematur dan komplikasi lainnya.
"Yang paling baik, beri jarak setidaknya 12 hingga 24 bulan dari persalinan sebelumnya,” kata DeFranco.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, dengan melakukan dua upaya ini saja peluang bayi lahir prematur dan komplikasinya akan naik dengan drastis!