Cara Menjawab Pertanyaan Anak tentang Nyepi

7 Maret 2019 8:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keluarga bersembahyang sebelum hari raya Nyepi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga bersembahyang sebelum hari raya Nyepi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Meski tidak merayakannya, keluarga Anda tentu ikut menikmati libur satu hari dalam rangka Hari Raya Nyepi. Tapi pernahkah Anda bertanya, apa saja sih yang anak ketahui tentang Nyepi? Mungkin si kecil hanya tahu bahwa Nyepi adalah Hari Raya umat Hindu khususnya yang ada di atau berasal dari Bali.
ADVERTISEMENT
Ini memang benar, Moms, tapi sebetulnya ada lebih banyak hal menarik yang bisa anak pelajari dari Hari Raya Nyepi, lho. Tentu saja bukan untuk ikut merayakannya, tapi untuk menambah wawasan sekaligus mengenalkan anak akan keberagaman yang ada di Indonesia sehingga dapat menumbuhkan dan melatih empati mereka.
Selain itu, bisa saja anak memiliki pertanyaan tentang Hari Raya Nyepi yang belum terjawab. Misalnya karena ia penasaran atau ingin tahu lebih banyak setelah mengetahui seorang temannya di sekolah atau tetangga di rumah ada yang merayakan Nyepi.
Nah, kira-kira apa saja yang mungkin ditanyakan dan dapat dipelajari anak tentang nyepi?
Dari obrolan kumparanMom (kumparan.com) bersama Laksmi Paramitha dari Komunitas Bhinneka pada hari Jumat (16/3) tentang Nyepi berikut beberapa contoh pertanyaan yang mungkin dimiliki anak beserta cara menjawabnya untuk Anda:
Hari Raya Nyepi di Bali. Foto: Antara/Fikri Yusuf
"Nyepi itu, apa sih?"
ADVERTISEMENT
Nyepi berasal dari kata sepi, senyap atau sunyi. Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/ kalender Saka. Hari Nyepi tahun yang jatuh pada tanggal 17 Maret 2018, adalah Tahun Baru Saka 1940.
Kalender Saka, berbeda dengan kalender Masehi yang biasa kita pakai di rumah. Jadi Tahun Baru-nya pun berbeda. Nah, untuk memasuki tahun yang baru, mereka berusaha memulainya dengan suci dan damai yaitu dengan melakukan Catur Brata Penyepian.
Catur Brata Penyepian adalah 4 langkah pengendalian diri selama 1 hari penuh (24 jam) yang isinya:
1. Amati Geni yang artinya tidak menyalakan lampu atau api.
2. Amati Karya atau tidak bekerja.
3. Amati Lelungan artinya tidak keluar rumah atau berpergian.
ADVERTISEMENT
4. Amati Lelangunan artinya tidak bersenang-senang atau menghibur diri.
Karena tidak boleh menyalakan api, kompor atau listrik, banyak yang memilih menjalani Catur Brata Penyepian dengan berpuasa. Anjuran untuk "tidak menyalakan api" juga diartikan sebagai tidak boleh 'menyalakan' rasa marah atau kebencian pada orang lain maupun diri sendiri.
Itu sebabnya saat melakukan penyepian, umat Hindu akan lebih banyak berdiam, merenung, berdoa, beribadah atau melakukan meditasi. Penyepian biasanya dilakukan mulai dari pukul 6 pagi hingga pukul 6 lagi keesokan harinya. Namun ada juga yang mulai melakukannya pada tengah malam atau tepat begitu memasuki Nyepi.
Ilustrasi anak menutup mulut Foto: Shutterstock
"Apakah saat Nyepi, mereka boleh bicara atau tidur?"
Tidak ada larangan untuk tidur dan berbicara saat Nyepi. Puasa pun bukan merupakan suatu ajaran tertulis yang menjadi keharusan. Yang penting dapat mengendalikan diri.
ADVERTISEMENT
"Lantas, apa gunanya umat Hindu melakukan Nyepi?"
Nyepi sebenarnya adalah usaha untuk memberi ruang hening bagi diri dan memulai damai dari diri sendiri. Dalam diri sendiri, pikiran dan tindakan terkadang membuat hati menjadi tidak damai. Prinsipnya dalam agama Hindu, jika ingin mengubah dunia misalnya, maka mulailah dari diri sendiri dulu.
Nyepi sebenarnya juga memiliki tujuan untuk pembersihan alam semesta yang selama ini telah memberi begitu banyak pada manusia. Saat Nyepi adalah saat manusia memberikan 'hadiah' berupa waktu istirahat selama 24 jam untuk bumi, udara, air, api, seluruh semesta ini.
Di Bali misalnya, tidak ada kendaraan yang digunakan selama Nyepi. Baik itu motor, mobil bahkan pesawat. Hasilnya, tidak ada asap knalpot selama 24 jam dan udara menjadi sangat bersih. Belum lagi kalau kita hitung berapa banyak bensin atau daya listrik yang dihemat selama sehari dan masih banyak manfaat untuk alam lainnya.
ADVERTISEMENT
Karena tidak boleh keluar rumah selama sehari penuh, Nyepi juga melekatkan hubungan antara anggota keluarga dan membuat yang menjaninya merasa lebih rileks dan bahagia.
ilustrasi anak bersalaman untuk mengucapkan selamat Hari Raya Foto: Shutterstock
"Kapan kita bisa mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi? Sebelum atau sesudahnya?"
Bila ingin mengucapkan selamat pada tetangga atau teman yang merayakan Nyepi, kita bisa menyampaikannya 2 hari atau sehari sebelum tanggal yang ditetapkan sebagai Hari Raya Nyepi. Bila tidak sempat, boleh juga menyampaikan sehari sesudahnya.
Ucapkan "Selamat Hari Nyepi" atau "Selamat Melaksanakan Tahun Brata Penyepian" sebelumnya. Bisa juga, sampaikan "Selamat Tahun Baru Saka" pada mereka yang merayakannya setelahnya.
"Apa kita juga boleh berkunjung ke rumah orang yang merayakan Nyepi?"
Boleh! Datang saja sehari sebelum atau sehari setelahnya. Umat Hindu Bali mengenal budaya Ngembak atau saling berkunjung ke rumah kerabat sehari setelah Nyepi. Ngembak artinya 'membuka', jadi budaya Ngembak seperti jadi simbol mereka membuka lembaran hari-hari yang baru.
ADVERTISEMENT
Tapi jangan berkunjung tepat pada hari Nyepi ya, Nak. Ini bisa mengganggu mereka yang tengah menjalankan Nyepi. Kalau tetangga kita ada yang menjalankan Nyepi, sebaiknya kita juga tidak memasang TV atau lagu yang terlalu keras agar tidak menganggu penyepian mereka.
Ilustrasi ibu dan kedua anak dalam kegembiraan setelah hari raya Nyepi Foto: Shutterstock
"Apakah Nyepi hanya dilakukan oleh umat Hindu Bali?"
Umumnya memang hanya umat Hindu yang berada atau berasal dari Bali yang merayakan Hari Raya Nyepi. Umat Hindu keturunan India di Indonesia merayakan Hari Raya Ugadi dengan perhitungan tahun yang berbeda. Begitu juga dengan umat Hindu Nusantara lainnya seperti Hindu di wilayah Sunda, Padang, Dayak dan sebagainya. Semua punya hari raya-nya sendiri. Ini bukti bahwa kita hidup di tengah masyarakat yang sangat beragam dan hal ini jugalah yang justru menjadi kekuatan kita.
ADVERTISEMENT