Cegah Anemia pada Anak Sejak Dini dengan Penuhi Kebutuhan Zat Besinya

4 November 2025 17:42 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Cegah Anemia pada Anak Sejak Dini dengan Penuhi Kebutuhan Zat Besinya
Jangan sampai anak mengalami defisiensi zat besi, karena berisiko menjadi anemia di kemudian hari. Yuk, penuhi kebutuhan zat besi si kecil sedini mungkin.
kumparanMOM
IdeaTalks bersama Sarihusada "Fueling the Future: Fighting Iron Deficiency Anemia, Empowering the Next Generation" di acara IdeaFest 2025. Foto: Sarihusada
zoom-in-whitePerbesar
IdeaTalks bersama Sarihusada "Fueling the Future: Fighting Iron Deficiency Anemia, Empowering the Next Generation" di acara IdeaFest 2025. Foto: Sarihusada
ADVERTISEMENT
Tumbuh kembang anak perlu selalu menjadi perhatian orang tua, karena bisa berdampak pada masa depannya kelak. Namun, masih banyak yang belum sadar, kekurangan zat besi tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kemampuan belajar, konsentrasi, dan performa anak, lho!
ADVERTISEMENT
Zat besi sudah bisa memengaruhi sejak 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak. Sejak masa kehamilan, ibu yang defisiensi zat besi dapat memengaruhi pertumbuhan bayi di dalam kandungan.
Bahkan, menurut dokter spesialis anak, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, sekitar 30 persen ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Dan bila anemia sampai diidap ibu hamil, maka harus diberikan intervensi.
"Jadi harus dipastikan di tiga bulan terakhir (kehamilan) ibu tidak boleh ada anemia. Karena transfer zat besi dari ibu ke janin kan paling tinggi di tiga bulan terakhir. Kalau di tiga bulan terakhir ada anemia di ibu, kadang-kadang perlu infus zat besi," jelas dr. Tiwi dalam acara IdeaFest 2025 bersama Sarihusada di JICC Senayan, Jakarta, Sabtu (1/11).
ADVERTISEMENT
Bila setelah ibu melahirkan, maka bayi tersebut juga berisiko mengalami masalah kesehatan karena asupan zat besinya belum tercukupi, salah satunya stunting.
Sebenarnya, pada bayi yang mendapat ASI, si kecil tetap mendapat zat besi dari cairan ASI yang diminumnya. Tetapi, jumlahnya sangat kecil, namun bisa dicukupi lewat asupan makanan yang tepat ketika ia sudah berusia enam bulan lewat makanan pendamping ASI (MPASI). Dan menurut dr. Tiwi, suplementasi bisa diberikan jika memang diperlukan.
"Suplementasi zat besi bisa diberikan pada bayi ASI yang memang memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi. Karena dia tergantung dari nutrisi ibunya," tegas dia.

Bagaimana cara mencukupi kebutuhan zat besi bayi dan anak sejak kecil?

com-Ilustrasi berbagai macam sumber protein hewani. Foto: Shutterstock
Nah Moms, dr. Tiwi menyarankan salah satu kebiasaan baik yang menjadi penentu tercukupinya asupan anak adalah konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
ADVERTISEMENT
"Ada karbohidrat, tidak harus nasi karena anak suka bosan ya, bisa sumber karbohidrat seperti roti, kentang, jagung, dan ubi. Tapi kuncinya di protein hewan, pilih zat besi yang lebih mudah diserap," ungkap dia.
dr. Tiwi menjelaskan, zat besi dalam makanan memiliki dua bentuk: zat besi heme dan non-heme. Zat besi heme umumnya ditemukan dalam produk hewani, dan cenderung lebih mudah diserap tubuh dibandingkan zat besi non-heme. Sementara zat besi non-heme terdapat pada tanaman dan produk yang diperkaya zat besi.
Beberapa makanan dengan zat besi heme:
Sedangkan makanan dengan zat besi non-heme adalah:
ADVERTISEMENT
Untuk makanan kaya zat besi non-heme, Anda bisa menambahkan asupan vitamin C agar penyerapannya lebih maksimal lagi.

Juara Clash of Champions 2024 Ungkap Kebiasaan Baik Sejak Kecil untuk Cegah Anemia

IdeaTalks bersama Sarihusada "Fueling the Future: Fighting Iron Deficiency Anemia, Empowering the Next Generation" di acara IdeaFest 2025. Foto: Sarihusada
Konsumsi makanan tinggi zat besi juga sudah menjadi kebiasaan juara Clash of Champions, Shakira Amirah. Bahkan, keluarga Shakira telah memiliki aturan sederhana namun penting, yaitu sarapan sehat sebagai bekal untuk menjalani keseharian.
"Setiap mau sekolah, dari kecil, kita wajib sarapan dan harus lengkap sama susu, dan wajib bekal. Sarapannya apa? Yang pasti harus ada dagingnya, telur. Dan kalau sarapan harus habis, karena kan kita butuh energi," tutur Shakira.
ADVERTISEMENT
Shakira, yang juga merupakan lulusan kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu banyak mempelajari tentang anemia. Menurut yang dipelajarinya, kekurangan zat besi di 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak akan begitu memengaruhi kecerdasan dan perkembangan kognitifnya. Oleh karena itu, ia berpesan agar orang tua dapat memenuhi kebutuhan zat besi anak sedini mungkin.
"Dari penelitian yang aku baca dan aku pelajari, kekurangan zat besi itu bisa menurunkan IQ anak 5-10 poin. Jadi, ada baiknya kalau misalnya ibu-ibu pengin mengoptimalkan IQ-nya, berarti harus mencegah hal tersebut terjadi ke anak-anak," ungkap Shakira.

Langkah Sarihusada untuk Mengatasi Anemia Defisiensi Besi di Indonesia

IdeaTalks bersama Sarihusada "Fueling the Future: Fighting Iron Deficiency Anemia, Empowering the Next Generation" di acara IdeaFest 2025. Foto: Sarihusada
Sarihusada telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung penyediaan inovasi produk bergizi, salah satunya fokus dalam mendukung penanganan dan pencegahan anemia defisiensi besi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Medical Science Director Sarihusada, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, memerangi anemia defisiensi besi menjadi salah satu misi Sarihusada untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan membentuk generasi yang kuat dan berdaya saing.
Apa saja berbagai inovasi yang digarap oleh Sarihusada?
Merupakan alat bantu deteksi dini kekurangan asupan zat besi anak pertama di Indonesia. Hasilnya bisa diketahui hanya kurang dari 3 menit saja, Moms. Kalkulator Zat Besi dapat digunakan secara mudah dan mandiri yang bisa diakses melalui website www(dot)generasimaju(dot)co(dot)id, dan dapat dijadikan sebagai alat pemantauan berkala sebelum pemeriksaan selanjutnya oleh pelayan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Merupakan satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung IronC(™), kombinasi Zat Besi dan Vitamin C yang membantu penyerapan zat besi hingga dua kali lipat. Inovasi ini menjadi bagian dari komitmen SGM Eksplor dalam mendukung pemenuhan zat besi optimal bagi anak Indonesia.
Nutri-Care Experts dapat diakses 24/7 via telepon ataupun media sosial. Layanan ini bekerja sama dengan profesional yang memiliki latar belakang ilmu gizi, kebidanan, dan keperawatan sebagai bentuk dukungan berkelanjutan dalam mencegah anemia defisiensi besi dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.