Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cegah Penyakit Ginjal pada Anak, Ini Pentingnya Lakukan Skrining!
22 Maret 2025 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Data BPJS Kesehatan tahun 2024 mengungkapkan terdapat sekitar 40 ribu anak yang didiagnosis mengalami penyakit ginjal. Dan biaya yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk mengobatinya tidak tanggung-tanggung, yaitu Rp 98 miliar.
Nah Moms, jumlah anak yang sakit ginjal dan biaya pengobatan yang dikeluarkan tidak sedikit kan, Moms? Makanya, penting banget untuk memahami apa saja gejala penyakit ginjal pada anak dan bagaimana skrining bisa membantu mencegah si kecil mengalami penyakit tersebut.
Penyakit Ginjal pada Anak, Apa Saja Gejalanya?
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Reza Fahlevi, SpA (K), penyakit ginjal pada anak banyak sekali jenisnya. Salah satu penyakit ginjal yang sering terjadi adalah sindrom nefrotik, atau rusaknya ginjal yang menyebabkan kadar protein di dalam urine meningkat. Apa gejala penyakit ini?
ADVERTISEMENT
"Gejalanya itu anak bisa menjadi bengkak, pipisnya berbusa. Atau penyakit ginjal bawaan pada anak yang menyebabkan infeksi saluran kemih, sehingga anak muncul gejala seperti demam, pipisnya keruh, bisa juga muntah," ujar dr. Reza kepada kumparanMOM.
Ia menegaskan apa pun gejala penyakit ginjal pada anak yang tidak mendapat penanganan, maka bisa berlanjut menjadi penyakit ginjal kronik.
Terkait penyakit ginjal kronik sendiri terdapat lima tahap. Umumnya, tahap awal bisa tidak menimbulkan gejala apa pun, atau baru muncul pada tahap akhir.
Kondisi inilah yang membuat skrining penyakit ginjal pada anak begitu penting, Moms!
Kondisi Apa yang Membuat Anak Perlu Skrining Ginjal?
Skrining penyakit ginjal penting dilakukan, terutama bila si kecil memiliki faktor risiko. Mulai dari keturunan keluarga dengan riwayat penyakit ginjal, bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah, mengalami obesitas, memilki diabetes mellitus, hingga hipertensi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan anak yang normal tanpa faktor risiko?
"Perlu tetap dilakukan pemantauan tekanan darah pada usia 3 tahun ke atas, minimal sekali setahun. Tetapi, kalau pada anak dengan faktor risiko tadi, maka perlu dilakukan pemantauan tekanan darah lebih berkala dan skrining pemeriksaan urine yang paling sederhana," tutur dr. Reza.
Dan terakhir, yang tidak kalah penting, Anda juga perlu melakukan pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin bersama dokter anak.
"Karena beberapa masalah ginjal pada anak juga bisa dideteksi melalui adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan," tutup dr. Reza.