Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Audi Marissa soal Tantangan yang Dialaminya saat Menyusui Bayi Prematur
4 Agustus 2023 11:57 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pekan Menyusui Dunia menjadi momentum yang pas untuk mengapresiasi perjuangan setiap ibu dalam meng-ASI-hi buah hatinya. Apalagi, mereka mungkin mengalami berbagai hambatan dan tantangan dalam proses menyusuinya, seperti yang dialami Audi Marissa misalnya.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, Audi melahirkan putra pertamanya, Anzel, pada April 2021 lalu. Anzel lahir dalam keadaan prematur pada usia kandungan 7 bulan. Ini terjadi karena Audi mengalami kista selama kehamilannya. Menyusui bayi prematur dijalani Audi dengan berbagai hambatan dan tantangan yang cukup berat.
“Di saat lahiran itu karena prematur mungkin, ya, jadi ASI-nya nggak langsung keluar, udah segala cara dilakukan dari pijat laktasi, terus ambil ASI dari suntikan. Ditambah lagi aku nggak bisa langsung DBF, nggak bisa menyusui dan peluk anak (karena di NICU) harus dibantu pumping, jadi itu yang bikin emosional aku kacau banget,” ungkap Audi saat hadir di acara sharing session yang diselenggarakan Philips Avent dalam rangka Pekan Menyusui Dunia di Hotel Fairmont Jakarta (⅜).
Produksi ASI yang sedikit sempat membuat Audi gelisah dan khawatir tidak akan mencukupi kebutuhan bayinya kala itu. Apalagi, bayinya yang prematur membutuhkan perhatian lebih ekstra agar bisa tumbuh dengan sehat. Namun, beruntungnya Audi memiliki suami yang selalu ada untuk memberikan dukungan terbaik selama proses menyusui anaknya.
ADVERTISEMENT
“Berkat suami aku yang support dan nenangin aku, (dia bilang) anak kita sehat pasti bisa keluar dari NICU dan itu berkat ASI kamu juga– itu yang buat aku percaya anakku sehat aku percaya kalau aku mampu dan ASI aku bagus buat dia,” tutur Audi.
Pentingnya Dukungan Suami untuk Keberhasilan Ibu Menyusui
Banyak perubahan fisik dan emosional yang dialami ibu sejak hamil hingga setelah melahirkan. Perubahan ini akan sangat memengaruhi mental ibu, sehingga banyak ibu yang kemudian mengalami baby blues bahkan berkembang menjadi depresi postpartum. Ini bisa terjadi karena ibu tidak memiliki dukungan yang cukup dari lingkungan internalnya.
“Ibu itu sudah membawa beban sejak hamil dan pasangan sangat erat perannya untuk bisa membuat beban ibu jadi ringan. Jadi mereka harus punya kesadaran lebih tinggi terlibat dalam prosesnya, misalnya ibu mau makan disuapin, dibeliin bantal khusus, selimut disiapin,” ujar psikolog klinis, A. Kasandra Putranto, yang juga hadir dalam acara tersebut.
Hal yang sama juga disampaikan oleh bidan sekaligus konselor laktasi, Jamilatus Sadiyah S.Tr.Keb., bahwa tantangan dan hambatan itu sejatinya sudah dialami ibu sejak masa kehamilan. Setelah melahirkan kemudian harus menyusui tantangan itu bisa saja bertambah.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja yang paling umum adalah pelekatan yang dangkal bikin payudara ibu sakit atau puting ibu yang tenggelam. Nah Moms, keterlibatan ayah dalam proses pemberian ASI ini bisa meningkatkan keberhasilan menyusui.
“Ketika suami berperan, artinya memberikan dukungan cukup pada ibu, itu meningkatkan keberhasilan menyusui hingga 80 persen,” kata wanita yang kerap disapa Mila itu.
Sebagai perwakilan dari sosok ayah, Country Consumer Marketing Manager Philips Indonesia, Dion Purna Satwika Amudra, mengatakan, ayah bisa berperan selama menyusui dengan membantu memberikan ASI di beberapa waktu saat ibu sedang melakukan hal lain atau istirahat.
“Misalnya bayinya merengek malem-malem, gimana pun ayah harus bangun untuk membantu meng-ASI-hi si kecil. Jadi, ya, ibunya pumping, atau ibu istirahat, ayahnya yang bangun,” kata Dion.
ADVERTISEMENT
Live Update