Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Cerita Chelsea Olivia soal Anaknya yang Alami Rabun Dekat
16 Agustus 2022 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, nasib kurang baik dialami oleh anak sulung pasangan Chelsea Olivia dan Glenn Alinskie, Nastusha Olivia Alinskie. Belum genap berusia 6 tahun, gadis kecil yang akrab disapa Nastusha itu ternyata harus mengenakan kacamata karena mengalami mata plus atau rabun dekat.
“So, di akhir Juli ini akhirnya Nastusha harus memakai kacamata. Ditambah sudah masuk ke primary school dengan jumlah anak-anak yang sekelasnya ada banyak dan ruangan pun lebih besar. Dokter mata Nastusha mengharuskan Nastusha untuk memakai kacamata,” bunyi keterangan dalam kolom caption di akun Instagram Nastusha yang dipegang oleh orang tuanya.
Karena kondisi tersebut, Nastusha harus melakukan berbagai perawatan di dokter mata. Si kecil pun harus menunggu dua bulan lagi untuk melihat perkembangannya.
ADVERTISEMENT
“Nastusha mengalami mata plus dan sedang di-treatment matanya, dikasih vitamin mata, tetes mata, dan kacamata, lalu dipantau dua bulan lagi melihat perkembangan matanya,” ungkap orang tua Nastusha.
Chelsea dan Glenn pun meminta doa pada warganet agar kondisi mata anak sulungnya tersebut mengalami perkembangan saat check up dua bulan nanti.
Yang Perlu Diketahui soal Rabun Dekat pada Anak seperti Nastusha
Mengutip Kids Health, rabun dekat atau hiperopia adalah kondisi mata seseorang tidak dapat melihat objek yang dekat dengan jelas. Kondisi ini termasuk dalam masalah penglihatan yang cukup sering dialami oleh anak-anak.
Rabun dekat pada anak umumnya disebabkan oleh penyakit keturunan dari keluarga. Beberapa gejalanya yaitu penglihatan tampak kabur, mata terasa tegang, sakit kepala, dan sering merasa lelah. Dalam beberapa kasus, anak mungkin juga akan mengalami mata juling, sering menggosok mata, dan kurang berminat dalam membaca karena kesulitan melihat sesuatu dalam jarak dekat.
ADVERTISEMENT
Biasanya, anak dengan rabun dekat hanya mengalami gejala ringan, sehingga tidak membutuhkan perawatan khusus. Bahkan, dalam beberapa kasus, mata anak bisa kembali normal seiring bertambah usianya. Dokter mungkin hanya akan meresepkan kacamata atau lensa kontak untuk membantu penglihatan si kecil.
Namun, jika ditemukan gejala yang parah, seperti otot fokus pada matanya tidak bisa bekerja dengan baik, anak mungkin berisiko mengalami ambliopia, yaitu kondisi ketika anak kehilangan penglihatan. Oleh karena itu, bila anak mengalami gejala-gejala di atas, ada baiknya segera konsultasi dengan dokter mata untuk diberikan penanganan yang tepat.