Cerita Maya Septha soal Anaknya yang Kena DBD

23 Februari 2023 14:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga Maya Septha. Foto: Instagram / @mayaseptha7
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga Maya Septha. Foto: Instagram / @mayaseptha7
ADVERTISEMENT
Demam berdarah jadi penyakit yang kerap muncul di musim hujan. Penyakit ini juga sedang dialami oleh putri bungsu Maya Septha, Davinka. Ya Moms, kabar ini dibagikan oleh ibu tiga anak itu melalui laman Instagram pribadinya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Maya mengatakan, putrinya itu mengalami demam tinggi sampai lemas, tidak mau bicara, tidak mau minum, hingga harus dilarikan ke rumah sakit dan diagnosis demam berdarah.
“Kita weekend ini staycation di rumah sakit. Soalnya tadi siang cek darah Davinka hasilnya DB (demam berdarah),” kata Maya dalam keterangannya.
Setelah mendapatkan perawatan dan infus, tubuh Davinka perlahan kembali segar. Nafsu makannya juga mulai muncul meski hanya mau mengkonsumsi jeli dan buah-buahan. Namun, perkembangan kecil ini tentu sudah membuat Maya sebagai orang tua merasa bersyukur.
Ya Moms, demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh penularan virus dengue yang dibawa nyamuk aedes aegypti. Meski bisa sembuh, demam berdarah tetap perlu diwaspadai karena dalam kasus yang parah bisa membahayakan keselamatan si kecil.
ADVERTISEMENT

Yang Perlu Dipahami soal Penyakit Demam Berdarah

Ilustrasi Anak Demam Berdarah Foto: Shutterstock
Gejala DBD
Gejala DBD bukan sekadar demam, melainkan demam tinggi yang terjadi secara terus-menerus dalam beberapa hari. Ini biasanya disertai sakit kepala, nyeri otot dan persendian. Tanda umum yang perlu diwaspadai adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada tubuh anak. Berbeda dengan ruam biasa, bintik merah akibat infeksi virus dengue tidak akan hilang saat kulit ditekan.
Anak bisa syok
Syok pada pasien demam berdarah merupakan keadaan paling berat yang dapat menyebabkan organ vital kekurangan oksigen, sehingga berisiko menyebabkan kematian. Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Wiyarni Pambudi, SpA., IBCLC, kondisi ini disebut dengan dengue shock syndrome (DSS).
“Syok pada DBD adalah keadaan paling berat yang dapat menyebabkan organ vital kekurangan oksigen dan kematian, ini disebut sindrom syok dengue (DSS),” kata dr. Wiyarni pada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Syok menyebabkan berkurangnya sirkulasi cairan tubuh dan perfusi jaringan karena adanya kebocoran pembuluh darah dan pengentalan darah, sehingga menyebabkan tekanan darah menurun dengan cepat, Moms.
Syok ditandai dengan menurunnya tekanan darah, kulit basah dan terasa dingin, napas tidak beraturan, mulut kering, denyut nadi lemah, hingga jumlah urine menurun.
Ilustrasi Anak Demam Foto: Shutterstock
Masa kritis
Masa kritis pada kasus demam berdarah terjadi paling sering pada hari ke-4 sampai 6 sejak hari pertama anak mengalami demam. Ini merupakan fase kedua DBD, di mana anak terlihat seperti sudah sembuh dari sakitnya karena lebih bugar dan bisa beraktivitas kembali.
Padahal, ini merupakan masa-masa genting yang perlu diwaspadai, Moms. Bila orang tua tidak menyadarinya, si kecil bisa mengalami penurunan trombosit secara drastis dan bahkan perdarahan.
ADVERTISEMENT
Fase kesembuhan
Fase kesembuhan anak dari demam berdarah biasanya terjadi 2-3 hari setelah hari ke-7 demam. Pemulihan ini diiringi peningkatan kadar leukosit dan trombosit dari hasil pemeriksaan laboratorium. Biasanya juga disertai perbaikan kondisi umum seperti nafsu makan membaik, buang air kecil lancar, hingga anak yang lebih ceria.