Dampak Bila Ibu Tidak Menyusui Bayinya

30 April 2018 17:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sekaligus memberikan kekebalan tubuh pada bayi.
ADVERTISEMENT
Namun, menyusui tidak semata-mata memberikan ASI. Proses menyusui juga memberi stimulasi yang dibutuhkan bayi yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif bayi, melatih keterampilan oromotor bayi, mengasah kecerdasan sosial bayi, hingga membentuk suatu proses penting yaitu mother-infant bonding atau kelekatan antara ibu dan bayi.
Sedemikian pentingnya, sehingga tidak heran kalau menyusui disebut sebagai salah satu langkah pertama bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Hal ini dimasukkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 lalu.
Sayangnya, tidak semua orang mengetahui hal ini. Di Indonesia sendiri, meski tercatat hampir 9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI, namun penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan hanya 49,8 % ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi WHO.
ADVERTISEMENT
Padahal rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian nasional kita lho, Moms.
Tidak percaya? Berikut 4 dampak atau beban yang dapat timbul di negeri kita bila ibu tidak menyusui bayinya sebagaimana dilansir laman resmi IDAI:
Ilustrasi bayi sakit (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi sakit (Foto: Thinkstock)
1 . Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu)
Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat menurun 6-10%.
2 . Biaya kesehatan untuk pengobatan
Dengan mendukung ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya.
Ilustrasi anak cemas. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak cemas. (Foto: Thinkstock)
3 . Kerugian kognitif yang berdampak hilangnya pendapatan bagi individual
ADVERTISEMENT
ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak, potensi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik karena memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan meningkatkan potensi mendapatkan penghasilan yang lebih optimal. Tahukah anda dengan peningkatan IQ dan pendapatan per kapita, negara dapat menghemat 16,9 triliun rupiah?
Biaya harus jadi pertimbangan (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Biaya harus jadi pertimbangan (Foto: Thinkstocks)
4 . Biaya susu formula
Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan ASI eksklusif, penghasilan orangtua dapat dihemat sebesar 14%.
Terbukti ibu yang didukung untuk menyusui, 2,5x akan lebih sukses dalam memberikas ASI. Dukungan untuk menyusui harus diberikan oleh semua pihak meliputi, pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat dan media.
Jadi, ayo Moms! Jangan menyerah dan terus semangat menyusui, ya. Berikan juga dukungan untuk teman, saudara dan kerabat Anda yang tengah menyusui. Karena ibu yang mendapat dukungan untuk menyusui, 2,5x akan lebih sukses dalam memberikan ASI.
ADVERTISEMENT