Efek Samping Penggunaan Pompa ASI dan Cara Menghindarinya

29 Agustus 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengeluarkan ASI perah dengan pompa payudara Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengeluarkan ASI perah dengan pompa payudara Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pompa ASI (breast pump) banyak jadi andalan para ibu yang ingin menyetok ASI perah. Beberapa ibu juga memanfaatkan pompa ASI ketika ingin melakukan exclusive pumping (EPing) atau menyusui bayi tidak secara langsung, melainkan dengan ASI yang telah dipompa.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, pompa ASI telah banyak membantu ibu-ibu dalam mengatur waktu menyusui, terutama bagi ibu bekerja yang khawatir bayi tidak dapat maksimal menyusu karena kesibukan.
Meski demikian, ternyata penggunaan pompa ASI juga memiliki beberapa efek samping. Mulai dari mengurangi produksi ASI hingga bahaya terkontaminasi. Kok bisa?

Efek Samping Penggunaan Pompa ASI, Sudah Tahu Belum?

1. Kurangi Produksi ASI
First Cry Parenting melansir, memompa ASI secara berlebihan dapat mengurangi produksi ASI. Ingat, isapan bayi ketika menyusu dan memompa dengan alat berbeda. Bayi ketika menyusu akan sekaligus merangsang produksi ASI yang lebih banyak. Namun, jika lebih banyak dipompa, maka jumlahnya tidak akan sebanyak ketika bayi menyusu secara langsung.
Ilustrasi memompa ASI. Foto: best time photos/Shutterstock
2. Kurangi Nutrisi ASI
ADVERTISEMENT
Bila bayi menyusu langsung dari ibunya, ia akan memperoleh semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, Moms. Namun, membekukan ASI selama lebih dari tiga bulan, kemudian ada proses pencairan atau dipanaskan, maka dapat menyebabkan berkurangnya nutrisi penting dalam ASI.
3. Berisiko Rusak Puting dan Jaringan Payudara
Pompa ASI dapat merusak puting dan jaringan payudara. Terutama bila pengaturan pompa ASI yang salah dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa saat Anda memompa. Sementara bila menggunakan pompa manual, meski rasa sakitnya cenderung minim, tapi proses memompa bisa lebih melelahkan.
4. Bingung Puting pada Bayi
Terlalu sering berganti antara menyusu secara langsung dan botol dapat menyebabkan bayi kebingungan. Sebab, ada perbedaan prinsip mengisap, yang membuat bayi mungkin harus bekerja lebih keras ketika menyusu lewat puting ibunya. Sementara ibu pun dapat mengalami nyeri saat menyusui, karena bayi tidak bisa menyusu dengan benar akibat terbiasa minum ASI dari botol dengan dot karet.
ADVERTISEMENT
5. Payudara Bengkak
Salah satu efek samping lain dari penggunaan pompa ASI, khususnya yang elektrik, adalah payudara jadi bengkak karena 'dipaksa' memompa ASI dalam jumlah banyak. Hal ini kemudian menyebabkan pelepasan terlalu banyak hormon dalam tubuh, yang membuat payudara jadi bengkak. Tentunya, kondisi ini menyakitkan dan membuat tubuh ibu jadi tidak nyaman.
6. Tidak Menggantikan Bonding ketika Menyusu Langsung
Menyusui secara langsung menciptakan ikatan yang erat antara bayi dan ibu, yang tidak dapat digantikan dengan pemberian susu botol. Menggendong bayi yang sedang menyusu sambil mendekapnya, maka dapat menciptakan ikatan emosional yang tidak tergantikan.
7. Lebih Ribet Ketika Harus Bepergian
Ingin memompa ASI ketika bepergian jauh, tentunya harus membawa semua peralatannya. Belum lagi harus dicuci dan disterilkan secara menyeluruh. Namun, bagaimana bila Anda bepergian ke tempat yang tidak ada ruang privasi untuk memompa ASI, tempat penyimpanan ASI yang kurang layak, atau sanitasi yang tidak terlalu bagus?
ADVERTISEMENT
8. Bahaya Kontaminasi
Meski Anda sudah berusaha mencuci atau mensterilkan peralatan pompa ASI, terkadang masih sulit untuk mencegah kontaminasi jamur dan bakteri. Apalagi, bakteri dan jamur menganggap ASI yang kaya nutrisi sebagai lingkungan yang ideal untuk tumbuh dan berkembang biak. Sehingga, dikhawatirkan pada akhirnya akan mencemari ASI dan membuat bayi jadi sakit.
Ilustrasi bayi 1 tahun menyusui. Foto: Lifebrary/Shutterstock
9. Sebabkan Gigi Bayi Rusak
Pemberian susu botol dalam jangka panjang dapat menyebabkan gigi bayi rusak dan berubah bentuk. Tidak hanya itu, kebiasaan menyusu pakai dot juga dapat memengaruhi kerja otot saat bayi mengisap susu dari botol.
10. Perlambat Pemulihan Ibu Seusai Melahirkan
Ketika seorang ibu menyusui bayinya secara langsung, hormon oksitosin akan dilepaskan ke dalam tubuhnya. Oksitosin itulah yang kemudian menyebabkan kontraksi pada rahim, sehingga mengurangi pendarahan pascapersalinan.
ADVERTISEMENT
Menyusui juga membantu ukuran rahim menjadi normal lebih cepat. Penelitian menunjukkan bahwa rahim ibu yang menyusui akan kembali ke ukuran normal dalam waktu enam minggu pascapersalinan. Sedangkan, rahim ibu yang tidak menyusui membutuhkan waktu 10 minggu untuk kembali ke ukuran normal.

Lantas, Bagaimana Menghindari Efek Samping Penggunaan Pompa ASI?

Prioritaskan pemberian ASI secara langsung kepada bayi selama enam bulan pertamanya. Jangan lupa, nikmati momen bersama si kecil selama proses menyusui.
Pompa ASI juga harus diganti selama 8-10 bulan setelah penggunaannya, untuk memastikan ASI yang diproduksi tidak terkontaminasi dan tetap mengandung nutrisi yang baik. Sebab, pompa ASI yang terlalu lama digunakan dapat memunculkan jamur, bahkan pada bagian katup atau lekukan pompa ASI yang sulit dijangkau. Sehingga, dikhawatirkan dapat mencemari ASI dan membuat bayi sakit.
ADVERTISEMENT
Bila Anda ragu berapa kali idealnya memompa pakai pompa ASI dalam sehari, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter. Sehingga, Anda bisa tetap mempertahankan pasokan ASI yang cukup, meski Anda ingin menyetok ASI perah untuk si kecil.