Fimosis pada Anak: Gejala dan Cara Mengatasinya

31 Juli 2018 9:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gejala dan Cara Mengatasi Fimosis pada Anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Gejala dan Cara Mengatasi Fimosis pada Anak (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Fimosis adalah suatu keadaan di mana ujung kulup penis anak laki-laki rapat atau tertutup, sehingga tidak dapat dibuka dan dibersihkan dengan baik. Fimosis, bisa menimbulkan infeksi yang disebut belanitis. Jika kondisi ini berkelanjutan (ujung penis tersumbat dan tak mau membuka secara alami), biasanya dokter akan menganjurkan anak untuk disunat.
ADVERTISEMENT
Hal ini pernah dialami oleh anak ketiga dari aktris Zaskia Adya Mecca. Karena pengalaman merawat anak yang mengalami fimosis inilah, ia dan sang suami, Hanung Bramantyo, memutuskan untuk langsung menyunat anak keempat mereka yang lahir pada bulan Maret 2018 lalu, meski saat itu si kecil belum berusia satu minggu.
Saat itu, Zaskia bahkan sempat menulis di akun instagramnya bahwa pengalaman fimosis anak ketiganya membuat ia trauma. Anaknya yang saat itu berusia 2 tahun, harus bolak-balik dibawa ke rumah sakit dan akhirnya mendadak harus dioperasi.
Ilustrasi Bayi Laki-laki (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Laki-laki (Foto: Unsplash)
Nah, Moms, Anda tentu tidak ingin mengalami kejadian serupa. Karena itu, kenalilah gejala fimosis dan pahami cara mengatasinya, terutama bila Anda memiliki anak laki-laki. kumparanMOM merangkumnya untuk Anda di bawah ini:
ADVERTISEMENT
Gejala Fimosis pada Anak
1. Kulit penis tidak bisa ditarik ke arah pangkal ketika akan dibersihkan.
2. Air seni yang keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes, kadang memancar dengan arah yang tidak dapat diduga, atau anak mengejan saat buang air kecil.
3. (Bila sampai terjadi infeksi) Anak menangis atau mengeluh sakit ketika hendak buang air kecil. Terkadang juga timbul demam.
Mengganti popok bayi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mengganti popok bayi. (Foto: Thinkstock)
Cara Mengatasi Fimosis pada Anak
1. Tak usah mencoba 'membuka' kulup dengan menariknya ke arah pangkal. Amati terus dengan seksama, Moms. Kondisi ini biasanya akan pulih dengan sendirinya.
2. Biasakan memandikan anak sampai bersih, sehingga ujung penisnya pun tidak tertutup sisa sabun untuk menghindari infeksi.
3. Setela mandi, keringkan seluruh tubuh anak, termasuk alat kelaminnya.
ADVERTISEMENT
4. Jika anak masih bayi, jangan terlambat mengganti popok! Bersihkan penisnya dan keringkan sebelum mengganti popoknya agar tidak terjadi infeksi.
5. Jangan memberi bedak atau krim pada daerah kemaluan anak. Butiran bedak atau krim dapat menyumbat dan meningkatkan risiko infeksi!
Lantas kapan Anda harus membawa anak ke dokter? Jika kulit penisnya tertarik ke belakang dan tidak dapat menutup kembali, Moms.
Untuk kondisi ini, biasanya dokter akan membantu mengembalikan kulit penis ke arah semula. Atau jika perlu, dokter akan melakukan tindakan sunat yaitu membuka dan memotong kulit penis anak agar ujungnya terbuka.