Gal Gadot Alami Penggumpalan Darah di Otak saat Hamil, Kenapa Bisa Terjadi?

8 Januari 2025 16:00 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gal Gadot. Foto: Instagram/@gal_gadot
zoom-in-whitePerbesar
Gal Gadot. Foto: Instagram/@gal_gadot
ADVERTISEMENT
Aktris Gal Gadot mengungkapkan sempat mengalami penggumpalan darah di otaknya saat hamil anak keempatnya tahun lalu. Bahkan, pada Maret 2024, Gal Gadot sampai harus menjalani operasi darurat untuk menyelamatkan nyawanya sekaligus melahirkan anaknya yang berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Ori.
ADVERTISEMENT
Namun, kisah penggumpalan darah baru dibagikan pada akhir tahun lalu oleh Gadot. Aktris berusia 39 tahun itu menceritakan, saat ia sedang hamil usia 8 bulan, Februari 2024, ia mengalami sakit kepala yang luar biasa. Kondisinya sampai membuat bintang film Wonder Woman itu hanya terbaring di tempat tidur.
Karena sakit yang dirasakan tidak kunjung sembuh, Gadot menjalani pemindaian MRI. Hasilnya, dokter mendiagnosis dirinya mengalami trombosis sinus vena serebral (Cerebral Venous Sinus Thrombosis atau CVST) atau gumpalan darah langka yang terbentuk di vena terluar otak.
Dikutip dari Daily Mail, kondisi yang dialami Gadot merupakan salah satu bentuk stroke, yang sampai menghalangi aliran darah ke otak dan menghilangkan pasokan oksigen.
Gadot pun langsung menjalani operasi darurat untuk mengangkat gumpalan darah tersebut. Dan beberapa jam kemudian, ia pun melahirkan putrinya.
ADVERTISEMENT

Pembekuan Darah Bisa Dialami Ibu Hamil, Kenapa Bisa Terjadi?

Nah Moms, CVST terjadi pada 1 dari 100 kasus stroke dan merupakan salah satu pembekuan darah yang paling umum ditemukan pada ibu hamil. CVST terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di sinus vena. Dalam kondisi normal, sinus vena memiliki fungsi untuk membantu mengalirkan darah dari otak ke vena jugularis interna, yang mengirimkan darah kembali ke jantung.
Sama seperti Gadot, sebagian besar pasien yang mengalami CVST akan menderita sakit kepala hebat, dan akan semakin parah seiring berjalannya waktu. Dalam kasus yang parah, bisa disertai dengan gejala kejang dan perubahan kondisi mental, Moms.
Rupanya, kehamilan merupakan salah satu penyebab CVST yang paling umum. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan pada konsistensi darah dan vena. Ibu hamil juga rentan pada penggumpalan darah, karena darah cenderung menjadi lebih kental dan rentan terhadap tekanan darah tinggi selama kehamilan.
ADVERTISEMENT
Kehamilan pun diketahui turut menghasilkan hormon yang membuat darah lebih rentan terhadap pembekuan, yang sebenarnya dapat mencegah kehilangan darah dan pendarahan saat melahirkan. Dan ibu hamil ikut mengalami peningkatan volume darah, sehingga lebih mudah menggumpal.
Tekanan darah tinggi atau preeklamsia juga bisa menjadi faktor risiko, Moms. Preeklamsia, yang diperkirakan dialami oleh 1 dari 25 ibu hamil, menyebabkan kelebihan protein yang mengendalikan pembekuan darah. Sehingga, semakin meningkatkan risiko pembekuan darah.
Ilustrasi ibu hamil sakit kepala. Foto: Shutter Stock
CDC memperkirakan ibu hamil memiliki kemungkinan lima kali lebih besar mengalami pembekuan darah dibandingkan kelompok lainnya.
Mengingat penyakit serius ini juga bisa dialami oleh ibu hamil, Gadot berpesan agar para ibu tidak mengabaikan tanda-tanda pembekuan darah. Serta, ia mengajak untuk meningkatkan kesadaran tentang CVST.
ADVERTISEMENT
"Sangat penting untuk mengidentifikasi penyakit ini sejak dini karena dapat diobati. Meskipun jarang terjadi, ini adalah kemungkinan, dan mengetahuinya adalah langkah pertama untuk mengatasinya. Berbagi cerita ini tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti siapa pun, tetapi untuk memberdayakan. Jika satu orang saja merasa perlu mengambil tindakan untuk kesehatan mereka karena cerita ini, maka berbagi cerita ini akan sangat bermanfaat," tutur Gadot.
Beberapa pasien yang mengidap CVST dapat diobati dengan obat anti-pembekuan. Namun, kasus seperti Gadot, juga memungkinkan tindakan pembedahan yang disebut trombektomi untuk menghilangkan gumpalan tersebut.
Jika kondisi ini dialami ibu hamil, maka dokter umumnya akan langsung merekomendasikan agar bayi di dalam kandungan perlu segera dilahirkan. Asalkan, janin dipastikan masih hidup antara usia kehamilan 36-40 minggu, atau jika dalam keadaan darurat.
ADVERTISEMENT
Setelah perawatan, pasien mungkin masih akan mengalami sakit kepala, masalah penglihatan, masalah bicara, dan dalam kasus yang jarang terjadi menyebabkan kerusakan otak.
Terakhir, Gadot mengungkapkan rasa syukurnya karena telah berhasil melewati cobaan berat yang hampir menghilangkan nyawanya.
"Perjalanan ini telah mengajarkan saya banyak hal. Pertama, sangat penting untuk mendengarkan tubuh kita dan mempercayai apa yang dikatakannya. Rasa sakit, ketidaknyamanan, atau bahkan perubahan kecil sering kali mengandung makna yang lebih dalam, dan menyadari tubuh Anda dapat menyelamatkan nyawa," tutup Gadot.