Gundala, Film Keren Tapi Bukan untuk Anak! Kenapa?

2 September 2019 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karakter Gundala dalam film pertamanya Foto: dok: Screenplay
zoom-in-whitePerbesar
Karakter Gundala dalam film pertamanya Foto: dok: Screenplay
ADVERTISEMENT
Film Gundala itu keren banget! Mungkin begini kebanyakan pendapat orang yang sudah menontonnya. Kalau tidak keren, rasanya tidak mungkin film besutan Joko Anwar tersebut meraup 174 ribu penonton di hari pertamanya tayang di bioskop Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sementara di hari Minggu (1/9) atau hari ke-3 film 'Gundala' diputar di bioskop, instagram @gundalaofficial bahkan memberikan update terbaru yang menyatakan bahwa 'Gundala' telah meraih lebih dari 500 ribu penonton.
Tim kumparanMOM, termasuk yang jadi penonton di hari ketiga itu. Tentu saja dengan misi menjawab pertanyaan: apakah film ini cocok untuk disaksikan juga oleh anak?
Jawaban yang kami dapat dari menonton plus diskusi setelahnya: tidak cocok, Moms!
Memang sih, setiap anak berbeda kematangan, kesiapan dan karakternya. Kita sebagai orang tua yang paling memahami hal ini, bisa saja berpikir sebuah film cocok untuk si kecil meski orang tua lain berpikir sebaliknya. Mungkin juga kita merasa, film superhero lokal baik karena bisa memberi anak tokoh idola baru yang berasal dari negerinya sendiri. Atau menganggap ringan, karena si kecil sudah sering nonton film-film superhero lain sebelumnya?
ADVERTISEMENT
Sekali lagi, bisa saja. Namun setidaknya ada beberapa hal yang rasanya perlu membuat kita menahan diri tidak mengajak si kecil menyaksikan film 'Gundala' yang dibintangi Abimana ini. Apa misalnya?
Cuplikan adegan di film 'Gundala' Foto: YouTube/Screenplay Films
Film Gundala yang jadi pembuka Jagat Sinema BumiLangit diberi rating 13 tahun ke atas. Tentu saja, pemberian rating ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, pengaturan sistem rating melalui Lembaga Sensor Film (LSF) memang memiliki klasifikasi tertentu dan diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014, Moms. Artinya, ada sederet kriteria yang harus dipenuhi agar film bisa diberi rating Semua Umur.
Antara lain, film tidak mempertontonkan adegan kekerasan, baik fisik maupun dialog dan/atau monolog, yang mengakibatkan mudah ditiru/diikuti oleh anak-anak; tidak mempertontonkan adegan yang memperlihatkan perilaku atau situasi membahayakan yang mudah ditiru/diikuti oleh anak-anak; tidak mengandung adegan visual dan/atau dialog dan/atau monolog yang menggunakan kata-kata kasar serta adegan anti sosial seperti tamak, licik, dan/atau dusta; tidak mengandung adegan visual horor dan sadis; dan/atau tidak menampilkan adegan visual, dialog, dan/atau monolog yang dapat mengganggu perkembangan jiwa anak seperti perselingkuhan, bunuh diri, perjudian, penggunaan narkotika dan zat adiktif lainnya.
ADVERTISEMENT
Maka jelas, dengan rating 13 tahun ke atas, artinya ada hal-hal dalam film 'Gundala' yang tidak sesuai dengan kriteria atau klasifikasi tersebut di atas. Hal itu jugalah yang kumparanMOM temui saat menontonnya.
Cuplikan adegan di film 'Gundala' Foto: YouTube/Screenplay Films
Konflik dan kekerasan jelas jadi salah satu menu utama film 'Gundala'. Adegan baku hantam pun dapat disaksikan sepanjang film. Mulai dari baku hantam antara buruh pabrik dengan petugas keamanan, antara anak-anak jalanan, antara preman dengan pedagang pasar, antara penghuni kontrakan dengan penagih sewa dan banyak lagi.
Di tengah konflik dan baku hantam tersebut, bersiaplah mendengar kata-kata kasar berhamburan. Termasuk nama-nama binatang dan makian dengan kata 'bangs*t'. Ingat Moms, si kecil dapat mendengarnya langsung dalam bahasa Indonesia -bukan dalam bahasa Inggris atau melalui teks di layar yang sudah diperhalus.
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
"Keren tapi sadis banget! Saya tadi berapa kali buang muka, enggak mau lihat ke layar," ujar Ira Dhevina, yang menyaksikan film 'Gundala' bersama 3 anak remajanya di bioskop Cinemaxx - Lippo Plaza Mampang, Minggu (1/9).
"Anak-anak saya sih, sudah besar semua, tapi tetap sadis-sadis ah berantemnya," timpal Ira.
Trailer Gundala. Foto: Youtube @Screenplay Films
Yuarista, salah seorang penonton di bioskop yang sama berpendapat senada. "Tadinya mau ajak ponakan, kelas 5, untung enggak jadi!" katanya. Ia juga menyoroti berbagai adegan penyiksaan dalam film Gundala yang menurutnya tidak pas disaksikan anak.
"Soalnya kan, bukan pake alat gitu, apa senjata canggih kayak film luar. Barang biasa aja. Atau orang dikeroyokin gitu, tadi. Yang jahatnya masih kecil juga ada. Nanti malah bisa ditiruin, kan? Serem!" ujar Yuarista menjelaskan kekhawatirannya.
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Thinkstock
Penonton lain, Kharis, seorang pegawai swasta yang nonton dengan seorang temannya juga memberi pendapat.
ADVERTISEMENT
Pada kumparanMOM ia mengaku mengagumi berbagai adegan laga di film 'Gundala' termasuk beberapa adegan pembunuhan dengan berbagai cara yang ada di dalam cerita. Mulai dari ditikam, dipukul kayu, diinjak, dibakar hingga dicekik.
"Enggak kalah sama (film superhero) luar, keren lah, saya suka dan salut. Disuruh nonton lagi berapa kali juga mau," katanya. Namun, ayah dua putri ini enggan mengajak anak-anaknya.
"Tapi enggak ya, kalo anak, enggak saya rasa," ia menegaskan.
Tidak hanya kekerasan, kejadian tragis yang diumbar film ini juga perlu jadi pertimbangan Anda, Moms. Misalnya adegan perselingkuhan. Bukan adegan ranjang atau ciuman panas, tapi anak mungkin tetap dapat menangkapnya.
Lalu ada satu adegan yang memperlihatkan orang gantung diri (atau digantung). Juga adegan bunuh diri (loncat dari gedung), masyarakat keracunan (bisa jadi anak takut melihat orang-orang mengeluarkan busa putih dari mulutnya) dan orang tersambar petir!
ADVERTISEMENT
Meski kamera sering dialihkan saat ada adegan kekerasan dan tidak banyak darah berwarna merah dalam film ini, bukan berarti penonton tidak bisa menangkap apa yang kiranya terjadi.
"Ngerti, lah Mbak, anak-anak sekarang kan pintar. Cepat ngikutinnya, ya ngerti juga," kata Kharis diikuti anggukan temannya yang juga memiliki seorang anak.
Nah Moms, semoga review film Gundala versi kumparanMOM ini bisa membantu Anda membuat keputusan dengan matang, ya.