Hati-hati! Makanan Disajikan di Wadah Plastik Tingkatkan Risiko Gagal Gantung

27 Februari 2025 11:02 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wadah Makanan dari Plastik. Foto: Konektus Photo/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wadah Makanan dari Plastik. Foto: Konektus Photo/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Wadah plastik berbentuk mika kerap menjadi andalan bagi banyak orang untuk menyimpan makanan, baik makanan beku, mentah, atau siap saji. Selain harganya yang murah, kemasan plastik ini juga bisa digunakan sekali pakai, sehingga tidak menumpuk di rumah.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, sebaiknya Anda sudah mulai harus mengurangi penggunaan wadah plastik makanan tersebut. Kenapa?
The Guardian melansir, sebuah studi terbaru mengungkap makan dari wadah plastik sekali pakai dan biasa digunakan untuk take away dapat secara signifikan meningkatkan risiko gagal jantung kongestif. Para peneliti menduga hal ini disebabkan terjadinya perubahan pada bioma usus, yang kemudian menyebabkan peradangan, lalu pada akhirnya merusak sistem peredaran darah.
Studi terbaru yang diteliti oleh peneliti asal China menambah bukti bahwa semakin banyak risiko terkait makanan yang disajikan dalam wadah plastik. Sekaligus memperkuat bukti sebelumnya yang menghubungkan bahan kimia plastik dengan penyakit jantung.
Peneliti menggunakan dua pendekatan dalam mendalami studi ini. Pertama, mereka meneliti frekuensi lebih dari 3.000 orang di China yang makan dari wadah makanan plastik, dan apakah mereka menderita penyakit jantung. Mereka kemudian memaparkan tikus --sebagai bahan penelitian-- pada bahan kimia plastik. Lalu, disiapkan juga air yang sudah direbus, yang kemudian dituang ke dalam wadah makanan tersebut untuk mengekstraksi bahan kimia.
Ilustrasi Wadah Makanan dari Plastik. Foto: RN23W/Shutterstock
"Data tersebut mengungkapkan bahwa paparan plastik frekuensi tinggi secara signifikan berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung kongestif," tulis peneliti.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman John Hopkins Medicine, gagal jantung kongestif merupakan kondisi yang sangat serius, karena jantung tidak dapat memompa darah seperti kondisi normal. Otot jantung menjadi kurang mampu berkontraksi, sehingga jantung tidak dapat memenuhi permintaan tubuh. Darah pun yang seharusnya mengalir ke organ tubuh lain, justru yang terjadi adalah darah akan kembali ke jantung, yang menyebabkan masalah penyumbatan.
Nah Moms, para peneliti sebenarnya tidak memeriksa bahan kimia yang keluar dari plastik secara keseluruhan. Tetapi, mereka mencatat adanya hubungan antara senyawa plastik dengan penyakit jantung, serta adanya hubungan sebelumnya antara bioma usus dengan penyakit jantung.
Dalam percobaan yang dilakukan, mereka menaruh air mendidih di dalam wadah plastik selama 1, 5, dan 15 menit. Mereka mengamati bahan kimia plastik akan larut pada tingkat yang jauh lebih tinggi ketika diisi dengan makanan atau minuman yang bersuhu panas.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini juga sekaligus mengutip studi sebelumnya, yang menemukan sebanyak 4,2 juta partikel mikroplastik per cm persegi plastik, dapat larut dari wadah plastik yang dipanaskan di microwave.
Penulis studi kemudian memberikan tikus air yang terkontaminasi lindi (limbah cair yang berasal dari air hujan yang menggenang pada timbunan sampah), untuk diminum selama beberapa bulan. Kemudian menganalisis bioma usus dan metabolis pada tinja. Hasilnya, ditemukan perubahan yang signifikan.
"Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi air lindi mengubah lingkungan mikro usus, memengaruhi komposisi mikrobiota usus, dan memodifikasi metabolis mikrobiota usus. Terutama yang terkait dengan peradangan dan stres oksidatif," ucap peneliti.
Ilustrasi Wadah Makanan dari Plastik. Foto: dezign56/Shutterstock
Mereka pun kemudian memeriksa jaringan otot jantung tikus, dan menemukan bahwa jaringan tersebut telah rusak. Dan peneliti tidak menemukan perbedaan statistik dalam perubahan dan kerusakan pada tikus yang terpapar air, yang telah bersentuhan dengan plastik selama 1, 5, dan 15 menit.
ADVERTISEMENT

Bahaya di Balik Wadah Makanan Plastik Bagi Kesehatan Keluarga

Perlu diketahui, plastik dapat mengandung sekitar 20.000 bahan kimia, di antaranya BPA (Bisphenol A), ftalat, dan Pfas (Per-and polyfluoroalkyl substances). Bahan-bahan kimia ini sering ditemukan di dalam makanan maupun kemasan makanan.
Paparan bahan kimia yang sering bisa memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari kanker hingga gangguan reproduksi.
Sayangnya, studi ini tidak memberikan rekomendasi tentang bagaimana konsumen perlu melindungi diri mereka sendiri. Atau pun rekomendasi tempat penyimpanan lain yang cukup aman untuk digunakan.
Namun, tenaga kesehatan menyarankan masyarakat agar tidak memanaskan makanan dalam microwave atau menambah makanan panas ke dalam wadah plastik, atau memasak apa pun dalam alat masak berbahan plastik.
Dan Anda pun disarankan untuk mengganti peralatan makan atau kemasan plastik di rumah dengan alternatif dari bahan kaca, kayu, atau baja tahan karat. Bila Anda sedang makan di luar rumah dan tidak habis, sebaiknya siapkan kemasan berbahan kaca untuk membawa pulang makanan yang tersisa.
ADVERTISEMENT