Hubungan Antara Celoteh Bayi dengan Peningkatan Berbahasanya

13 November 2019 8:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Bayi perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat bayi menginjak usia 4 bulan, ia sedang senang berceloteh seperti ba-ba-ba, da-da-da, ga-ga-ga. Ya Moms, mengoceh tak jelas bahkan sambil berteriak itu merupakan salah satu kebiasaan yang dimiliki bayi di usia ini. Ternyata semakin sering si kecil berceloteh, kemampuan berbahasanya juga semakin baik, lho.
ADVERTISEMENT
Science Daily melansir, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mary Fagan, asisten profesor di University of Missouri School of Health Professions, AS, ocehan berulang yang dilakukan bayi ternyata dimotivasi oleh kemampuan pendengaran mereka yang berfungsi baik.
Sementara bagi bayi dengan gangguan pendengaran dan setelah menerima implan koklea yakni alat bantu dengar, juga bisa berceloteh sesering bayi lainnya dengan pendengaran normal.
Ilustrasi bayi berceloteh. Foto: Shutterstock
"Mendengar adalah aspek penting yang memotivasi bayi untuk mulai berbicara. Faktanya, bayi memperhatikan dan belajar dari perilaku mereka terutama dalam pembicaraan. Pengalamannya bisa membantu perkembangan bahasa, sosial, dan kognitif mereka. Penelitian ini meningkatkan kesadaran bahwa bayi bukan pendengar pasif yang hanya mendengar perkataan orang lain, namun mereka secara aktif terlibat dalam proses perkembangan mereka sendiri," ujar Fagan.
ADVERTISEMENT
Ia pun mempelajari celotehan dari 27 bayi dengan pendengaran normal dan 16 bayi dengan gangguan pendengaran berat sebelum dan setelah mereka memakai alat bantu dengar. Sebelum memakai alat itu, bayi dengan gangguan pendengaran sangat jarang menghasilkan celotehan berulang seperti ba-ba atau da-da. Namun setelah beberapa bulan menerima implan koklea, jumlah bayi dengan menghasilkan celotehan berulang terus meningkat.
Ilustrasi bayi berkomunikasi. Foto: Shutterstock
"Penelitian ini menunjukkan, bahwa bayi termotivasi dengan mendengarkan suara yang mereka hasilkan sendiri. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, bahwa bayi membentuk representasi mental dari celotehan mereka sendiri. Mungkin ini alasan bahwa bayi cenderung menggunakan kata-kata mereka sendiri (sebagai kata pertama) daripada meniru perkataan orang dewasa pada mereka," ujarnya.
Fagan menyarankan agar orang tua yang memiliki bayi dengan gangguan pendengaran harus mencari informasi tentang pemasangan implan koklea.
ADVERTISEMENT
"Banyak orang tua yang memberi anak-anak mereka yang punya gangguan pendengaran dengan implan koklea. Semakin cepat, semakin baik untuk pengembangan bahasa dan kosakata," tutupnya.