Hubungan Stres saat Hamil dan Risiko Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi

15 Mei 2022 9:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil cemas. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil cemas. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Selain kondisi fisik, ibu hamil juga perlu memperhatikan kondisi psikis agar bisa menjalani kehamilan dengan menyenangkan. Ya Moms, sebisa mungkin, hindari pemicu stres saat hamil. Apalagi, mood ibu hamil biasanya gampang naik turun.
ADVERTISEMENT
Ya, stres bisa meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan saat hamil. Bahkan, ada yang menyebutkan, stres pada ibu hamil bisa meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan pada bayi. Benarkah hal itu?
Ilustrasi ibu hamil alami stres. Foto: Shutter Stock

Benarkah Stres saat Hamil Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi?

Sebenarnya wajar bila ibu hamil merasa lebih mudah cemas dan gampang stres. Dikutip dari What to Expect, meningkatnya hormon kortisol juga bisa menjadi penyebabnya.
Namun, bila kondisi ini terus terjadi selama kehamilan, maka hal itu bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan untuk ibu dan bayi. Misalnya, terhambatnya perkembangan fisik, organ, dan mental, dan perilaku bayi di masa depan. Oleh sebab itu, selain menjaga makanan yang dikonsumsi, ibu hamil juga perlu mengontrol emosinya, Moms.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Baby Gaga, salah satu penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Physiology-Regulatory, Integrative and Comparative Physiology, menjelaskan stres selama kehamilan dapat menyebabkan penyakit jantung bawaan.
Ilustrasi bayi baru lahir alami penyakit jantung bawaan. Foto: Shutter Stock
Para peneliti menggunakan tikus hamil untuk menemukan kebenarannya. Mereka ‘menekan’ tikus hamil dengan meninggalkannya di kandang sendirian dalam beberapa hari. Setelah itu, peneliti memisahkan antara tikus yang mengalami stres dan tidak.
Hasilnya, anak tikus yang dilahirkan dari induk yang stres saat hamil mengalami aterosklerosis atau penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner. Selain itu, juga ditemukan telomer atau topi di ujung kromosom–yang berpengaruh pada proses penuaan– lebih pendek 27 persen dari tikus lainnya.
Nah Moms, untuk mencegah stres selama kehamilan, cobalah untuk bersikap rileks dan tenang. Selain itu, menjaga pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan olahraga ringan juga bisa dilakukan untuk mengatasi stres saat hamil. Bila tak kunjung membaik, konsultasikan dengan psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
ADVERTISEMENT