Ibu Hamil dengan Plasenta Akreta, Apa Harus Angkat Rahim Setelah Melahirkan?

18 Januari 2022 8:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu Hamil dengan Plasenta Akreta, Benarkah Harus Angkat Rahim? Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Hamil dengan Plasenta Akreta, Benarkah Harus Angkat Rahim? Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Plasenta akreta merupakan kondisi berbahaya yang bisa mengancam keselamatan ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Ini terjadi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam atau melewati dinding rahim, sehingga tidak bisa terlepas secara alami saat ibu melahirkan. Jaringan parut atau kelainan pada lapisan rahim diketahui jadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kebanyakan kasus, ibu hamil dengan plasenta akreta harus segera melahirkan bayinya secara prematur melalui operasi caesar. Ibu hamil juga berisiko mengalami pendarahan yang parah setelah persalinan, sehingga bisa membahayakan nyawanya.
Kebanyakan ibu hamil perlu menjalani operasi pengangkatan rahim setelah melahirkan dengan kondisi plasenta akreta.
Tapi apakah harus selalu begitu? Kenapa plasenta akreta menyebabkan rahim perlu diangkat?

Alasan Pengangkatan Rahim pada Kasus Plasenta Akreta

Ilustrasi plasenta. Foto: Shutter Stock
Dokter spesialis kandungan di Universitas Pennsylvania, Nathaniel G. DeNicola, MD menjelaskan bahwa, prosedur pengangkatan rahim yang disebut Histerektomi Cesarean atau C-Hyst sering kali menjadi pilihan tindakan utama dalam kasus plasenta akreta.
“Sering kali, pengobatan utama untuk plasenta akreta adalah pengangkatan rahim pada saat melahirkan atau prosedur yang disebut Histerektomi Cesarean, terkadang disingkat C-Hyst. Dan sementara ini, jelas berarti bahwa seorang wanita tidak akan bisa hamil lagi di masa depan,” jelas dr. Nathaniel seperti dikutip dari Parents.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada kisaran seberapa dalam plasenta dapat tumbuh, dalam kasus yang paling parah ia dapat tumbuh sepenuhnya melewati rahim dan bahkan mencapai kandung kemih atau organ penting lainnya. Oleh sebab itu, operasi pengangkatan rahim kerap menjadi satu-satunya pilihan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Ilustrasi rahim Foto: Shutter Stock
Dalam kasus yang jarang terjadi di mana rahim bisa diselamatkan, biasanya akan tetap ada dampak yang signifikan setelahnya. Sebab, kondisi rahim tidak lagi sesempurna sebelumnya karena memiliki jaringan parut yang parah, sehingga menurunkan kualitas rahim itu sendiri untuk bisa hamil lagi.
“Bahkan dalam kasus yang jarang, di mana rahim dapat diselamatkan, rahim mungkin memiliki jaringan parut yang signifikan, sehingga akan sulit untuk mendapatkan kehamilan selanjutnya," kata dr. Nathaniel
ADVERTISEMENT
Meski demikian, bukan berarti penderita plasenta akreta tidak bisa memiliki anak lagi sepenuhnya, Moms. Menurut dr. Nathaniel, ada cara lain untuk kembali mendapatkan anak yaitu dengan menggunakan metode surogasi atau ibu pengganti, karena indung telur biasanya tidak ikut diangkat saat proses histerektomi.