news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ibu Hamil Terinfeksi Virus Corona, Bisakah Menular ke Janin?

17 Februari 2020 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hamil Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Hamil Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Virus corona atau novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) atau COVID-19, bisa menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Kasus tersebut salah satunya dialami oleh seorang ibu hamil yang berasal dari Kota Wuhan, China, tempat virus itu berasal.
ADVERTISEMENT
Seperti dilansir The Straits Times, menurut Harbin Municipal Health Commission, wanita hamil tersebut berhasil melahirkan bayi perempuannya pada Kamis (30/1) di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, China. Menurut rumah sakit, bayi tersebut lahir dengan berat 3,05 kg di usia kehamilan 38 minggu.
Ahli kebidanan, pernapasan dan neonatologi kala itu berunding dan memutuskan agar bayi dilahirkan melalui persalinan caesar. Hal ini dikarenakan sang ibu mengalami demam dengan suhu 37 derajat celsius dan batuk tanpa henti.
Lalu, apakah bayi tersebut juga terinfeksi virus corona? Nyatanya tidak, Moms.
bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Setelah dua kali diperiksa, nyatanya bayi yang tidak diberitahu namanya itu dinyatakan bebas dari corona. Namun dalam kasus lain, seorang bayi yang baru berumur 30 jam bisa terinfeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan AFP, dokter menyatakan infeksi terjadi secara ‘vertikal’ yang ditularkan dari ibu pengidap virus corona kepada bayinya. Ada dua kemungkinan bayi itu tertular: saat masih di dalam kandungan atau selama proses persalinan. Mengingat sang ibu didiagnosis positif COVID-19 sebelum melahirkan.
Lantas sebenarnya, bagaimana nasib bayi di dalam kandungan bila sang ibu terinfeksi corona saat hamil?
Sebuah riset terbaru mencoba mengungkapnya, Moms. Dilansir Live Science, penelitian kecil ini hanya melibatkan ibu hamil di trimester ketiga.
Menurut studi tersebut, COVID-19 kemungkinan besar tidak ditularkan selama kehamilan. Namun dengan catatan, penelitian ini hanya melibatkan wanita yang usia kehamilannya memasuki trimester ketiga dan menjalani persalinan caesar.
"Kita harus terus memberikan perhatian khusus pada bayi baru lahir yang lahir dari ibu dengan COVID-19," kata penulis utama studi, Yuanzhen Zhang, seorang profesor di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan di Cina.
ibu hamil Foto: Shutterstock
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet menuliskan bahwa beberapa infeksi dapat menular dari ibu ke anak selama kehamilan. Ini karena patogen menular ke anak melalui plasenta selama hamil, atau melalui kontak dengan cairan tubuh selama persalinan. Contohnya, bila ibu hamil mengidap HIV, maka bayi bisa terinfeksi melalui darah yang masuk ke plasenta selama kontraksi persalinan atau melalui kontak dengan darah selama persalinan, begitu menurut The American College of Obstetricians dan Gynaecologists (ACOG). Namun, menurut jenisnya, virus pernapasan seperti corona, biasanya tidak menular dari ibu hamil ke janin.
ADVERTISEMENT
Dalam studi yang baru dilakukan beberapa waktu lalu, para peneliti mendapat informasi dari 9 ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 ketika saat usia kandungannya 36 hingga 39 minggu dan dirawat di rumah sakit di Wuhan, China. Ketika wanita tersebut melahirkan melalui operasi caesar, dokter mengumpulkan sampel: cairan ketuban, darah tali pusat, ASI, serta sampel dari tenggorokan. Adapun semua sampel ini diambil di ruang operasi pada saat bayi lahir sehingga mewakili kondisi di dalam rahim.
Wujud asli virus corona COVID-19 yang terlihat melalui mikroskop. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
Hasilnya mengungkapkan bila tidak ada responden yang mengalami pneumonia meski ibunya terinfeksi coronavirus saat hamil dan semua bayi yang baru lahir pun selamat. Terlebih lagi, tidak ada sampel dari cairan ketuban, darah, tali pusat, ASI atau sampel dari tenggorokan bayi yang positif terkena virus tersebut.
ADVERTISEMENT
"Temuan dari kelompok kecil kasus ini menunjukkan bahwa saat ini belum ada bukti untuk infeksi intrauterin (di dalam rahim) pada wanita yang mengidap COVID-19 di akhir masa kehamilan," catat para penulis riset.
Meski begitu, pihaknya mengingatkan dan menekankan sekali lagi, bila masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap ibu hamil di berbagai tahap kehamilan seperti trimester pertama dan trimester kedua atau yang melahirkan secara normal. Hal itu penting untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih valid.