IDAI Minta Orang Tua Tidak Bergantung pada Obat Bila Anak Sakit

18 Oktober 2022 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IDAI Minta Orang Tua Tidak Bergantung pada Obat. Foto: Santhosh Varghese/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
IDAI Minta Orang Tua Tidak Bergantung pada Obat. Foto: Santhosh Varghese/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan hindari sementara penggunaan parasetamol berbentuk cair untuk obat-obatan anak. Hal ini buntut dari kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang lebih dari 180 anak di Indonesia, bersamaan dengan meninggalnya 70 anak di Gambia akibat sirup obat batuk buatan India.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP IDAI Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengimbau para orang tua saat ini sebaiknya menghindari dulu pemberian obat-obatan pada anak bila mengalami batuk, pilek, demam, dan gejala awal gangguan ginjal lainnya.
"Sekalian kita edukasi masyarakat, bahwa masyarakat kita sudah terlalu banyak cepat minum obat. Anak sakit dikit, minum obat. Enggak tanggung-tanggung, dikasihnya antibiotik, sudah bebas banget belinya. Tapi yang kita hadapi ini obat virus yang mengandung apakah parasetamol, obat batuk pilek, yang ada campuran Etilen Glikol ini masih diinvestigasi," ungkap Dr. Piprim dalam sesi diskusi di Instagram live bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Selasa (18/10).
Dr. Piprim berharap hasil investigasi yang dilakukan tim dokter IDAI bersama Kemenkes terkait penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia bisa keluar dalam waktu dekat. Namun sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan dini, hindari sementara parasetamol cair ini perlu dilakukan agar korbannya tidak semakin bertambah.
Ilustrasi anak minum obat. Foto: Shutterstock
"Dengan sistem kewaspadaan dini, kita belajar dari kasus Gambia, IDAI merekomendasikan untuk sementara sampai jelas buktinya dari Kemenkes untuk menghindarkan konsumsi obat-obatan seperti itu," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, menurut pemaparan Dr. Piprim, sudah sekitar 180 anak yang mengalami gangguan ginjal akut di Indonesia dan berasal dari 20 provinsi. Penyebab penyakit ini masih didalami. Sehingga, ia menyarankan pengobatan terbaik bagi anak-anak saat ini bila mengalami batuk, pilek, hingga demam untuk lebih banyak beristirahat dan jangan langsung memberikan obat-obatan.
Namun, bila anak juga mengalami gejala seperti berkurangnya volume maupun frekuensi urine, ia menyarankan segera dibawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
"Yang mungkin bisa kita anjurkan kalau batuk pilek enggak butuh obat macam-macam, obatnya perbanyak tidur dan istirahat, cukupi cairan. Yang tricky kalau sudah enggak ada kencing kita juga mesti lihat, katakan sebelumnya diare enggak ada kencing, atau anaknya oke-oke aja tapi enggak kencing. Kalau anak segar bugar enggak kencing ya tahap awal jangan dikasih cairan dulu, puasa minum makan, hubungi dokter terdekat. Coba hindari penggunaan obat dulu, konservatif dulu kalau anak batuk pilek enggak butuh obat. Kalau batuk pilek karena cuaca ya istirahat, tidur cukup, jangan biasakan pakai obat," pungkasnya.
ADVERTISEMENT