Induksi Persalinan, Seperti Apa Tahapannya?

10 Desember 2019 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Karena kondisi tertentu dalam proses persalinan, dokter mungkin menyarankan ibu hamil untuk mempercepat proses persalinan antara lain dengan cara induksi. Prosedur ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan Moms, karena mengandung lebih banyak risiko dibandingkan dengan persalinan normal umumnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu bila Anda tengah hamil, ada baiknya memahami bagaimana induksi persalinan dilakukan, termasuk langkah-langkah atau tahapannya.
Mengutip laman What to Expect, hal pertama yang dilakukan oleh dokter atau bidan adalah memastikan leher rahim Anda apakah sudah melunak atau belum. Apabila Anda datang dengan leher rahim yang sudah melunak, Anda mungkin akan segera menjalani langkah berikutnya.
Ilustrasi detik-detik menjelang persalinan Foto: Shutterstock
Jika leher rahim Anda belum melebar, menipis dan melunak, dokter akan memberikan hormon, misalnya prostaglandin E dalam bentuk gel atau tablet yang dimasukkan melalui vagina untuk memulai proses tersebut.
Pada tahap yang tidak menimbulkan rasa sakit ini, digunakan alat suntik untuk meletakkan gel dalam vagina, dekat dengan leher rahim. Setelah gel itu bekerja selama beberapa jam, pemeriksaan leher rahim akan kembali dilakukan untuk memastikan leher rahim sudah melunak, menipis, dan melebar.
ADVERTISEMENT
Jika belum, prostaglandin akan kembali diberikan. Dalam banyak kasus, gel tersebut cukup untuk menimbulkan kontraksi dan memulai persalinan. Apabila leher rahim Anda sudah melunak tetapi kontraksi belum dimulai, proses perangsangan akan dilanjutkan.
Ilustrasi menjelang persalinan di RS Foto: Shutterstock
Kedua, apabila kantung ketuban masih utuh, dokter akan melepaskan selaput ketuban dengan menggesekkan jari di sepanjang selaput tipis yang menghubungkan kantung ketuban dengan rahim. Tindakan ini dilakukan untuk melepaskan prostaglandin. Jika dokter tidak mengambil tindakan tersebut, ia mungkin akan menyobek selaput Anda untuk memulai persalinan.
Ketiga, jika tak satu pun dari prostaglandin pelepasan, atau penyobekan selaput mengakibatkan kontraksi yang teratur, dokter akan memberikan oksitosin sintesis agar kontraksi menjadi kebih teratur. Oksitosin dihasilkan tubuh secara alami selama masa kehamilan dan berperan penting dalam memicu persalinan normal.
ADVERTISEMENT
Misoprostosol yang diberikan melalui vagina dapat digunakan sebagai alternatif untuk mempersiapkan kondisi leher rahim dan memulai perangsangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian misoprostol dapat menurunkan jumlah pitocin yang diperlukan dan dapat mempersingkat persalinan.
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
Keempat, bayi Anda akan terus dipantau untuk membantu reaksinya terhadap proses persalinan. Anda pun akan dipantau agar pemberian obat tidak merangsang rahim Anda secara berlebihan dan memicu kontraksi yang terlalu lama dan terlalu kuat.
Jika hal itu terjadi, pemberian dapat dihentikan, atau dosis obat dapat dikurangi. Setelah kontraksi Anda berjalan sepenuhnya, pemberian pitocin akan dihentikan atau dikurangi, lalu tahap selanjutnya dalam persalinan Anda semestinya berlangsung seperti persalinan tanpa perangsangan.
Kelima, jika setelah 8-12 jam pemberian pitocin persalinan belum juga berlangsung atau mengalami kemajuan, dokter akan menghentikan proses perangsangan untuk memberi Anda kesempatan beristirahat sebelum kembali mencoba, atau bergantung pada situasi akan dilakukan operasi sesar.
ADVERTISEMENT