Tanya Jawab Seputar Induksi Persalinan

30 Oktober 2019 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Semua wanita tentu menginginkan proses persalinan yang berjalan lancar dan minim trauma. Meski begitu, nyatanya tidak semua proses persalinan berjalan mulus sesuai dengan rencana ibu.
ADVERTISEMENT
Sebagian ibu harus menempuh proses dan waktu yang cukup lama untuk menjalani persalinan. Bila sudah begini, umumnya dokter atau bidan akan menyarankan tindakan medis untuk mempercepat persalinan, salah satunya dengan cara induksi.
Ya, Moms, induksi persalinan dilakukan untuk mempercepat persalinan dengan menggunakan alat dan obat tertentu. Prosedur ini tidak dapat dilakukan sembarangan, karena memiliki banyak risiko. Nah Moms, jika Anda suatu hari nanti disarankan mendapat induksi persalinan, ada baiknya Anda mengetahui informasi lengkap mengenai alasan, prosedur, dan risiko apa yang mungkin terjadi.
Untuk itu, kumparanMOM membantu Anda untuk mengetahui lebih detail mengenai induksi persalinan. Kami merangkumnya dalam bentuk tanya-jawab di bawah ini. Jawaban yang dicantumkan, kami kutip dari laman resmi Mayo Clinic dan What to Expect.
Ilustrasi menjelang persalinan di RS Foto: Shutterstock
Apa itu Induksi Persalinan?
ADVERTISEMENT
Induksi persalinan adalah proses stimulasi untuk merangsang kontraksi rahim sebelum kontraksi alami terjadi dengan tujuan untuk mempercepat proses persalinan.
Faktor Apa Saja yang Menjadi Penentu Induksi Persalinan Bisa Dilakukan?
Untuk menentukan apakah diperlukan induksi persalinan, dokter atau bidan Anda akan mengevaluasi beberapa faktor seperti kesehatan Anda, kesehatan bayi Anda, usia kehamilan bayi Anda, berat dan ukurannya, posisi bayi Anda di dalam rahim, dan kondisi serviks Anda.
Ilustrasi detik-detik menjelang persalinan Foto: Shutterstock
Kenapa Induksi Persalinan Dilakukan?
Ada sejumlah alasan mengapa dokter atau bidan menyarankan Anda untuk induksi persalinan, Moms. Di antaranya adalah:
- Usia kehamilan Anda telah melebihi 42 minggu
- Komplikasi kehamilan seperti diabetes, dan diabetes gestasional
- Jika air ketuban telah pecah namun Anda belum merasakan kontraksi
ADVERTISEMENT
- Oligohidramnion atau kondisi di mana cairan ketuban tidak cukup cairan ketuban di sekitar bayi.
- Solisio plasenta yaitu kondisi dimana plasenta Anda terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan baik sebagian atau seluruhnya.
- Chorioamnionitis yaitu adanya infeksi pada rahim
- Bayi berhenti berkembang
- Kondisi medis tertentu
Apa Saja Metode Induksi Persalinan?
Ada berbagai metode yang dapat dipilih untuk melakukan induksi. Metode yang diambil sangat bergantung pada kondisi dan permasalahan yang dihadapi masing-masing ibu hamil, di antaranya adalah membrane sweep, mematangkan leher rahim, memecahkan air ketuban, dan menggunakan obat-obatan yang diinfuskan ke pembuluh darah.
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
Apakah Induksi Persalinan Selalu Berhasil?
Moms, 75 persen induksi persalinan berhasil dilakukan. Jika tidak berhasil, dokter atau bidan menyarankan Anda untuk menginduksi persalinan lagi atau bersalin secara caesar, Moms.
ADVERTISEMENT
Adakah Risiko Induksi Persalinan?
Sama seperti tindakan medis lainnya, induksi persalinan juga memiliki beberapa risiko, di antaranya adalah infeksi pada ibu atau bayi, perdarahan setelah melahirkan, rahim berkontraksi terlalu cepat dan komplikasi yang jarang terjadi tapi sangat serius yaitu pecahnya rahim karena bayi keluar dari dinding rahim ke rongga perut ibunya.