Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ingin Kenalkan Makanan Pemicu Alergi pada Bayi, Mulai dari Mana Ya?
5 September 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Beberapa jenis makanan ini cukup banyak menjadi pemicu alergi pada bayi, seperti susu sapi, telur ayam, ikan laut, makanan laut, kacang tanah, kacang kedelai, kacang pohon (almond, jambu mete, kacang kenari, dll), hingga gandum.
Namun, mungkin Anda masih bingung bagaimana cara memperkenalkan pada bayi dan makanan mana yang bisa diberikan. Nah Moms, agar tak bingung, yuk simak penjelasan berikut ini.
Mengenalkan Makanan atau Minuman Pemicu Alergi pada Bayi
Sebenarnya sah-sah saja apabila orang tua ingin mengenalkan makanan alergen pada bayi, bahkan sejak si kecil mulai MPASI di usia 6 bulan. Termasuk pada bayi yang berisiko tinggi terkena alergi makanan, seperti memiliki alergi atau eksim, atau jika ada anggota keluarga yang memiliki alergi.
Sebuah studi pada tahun 2015 yang dikutip dari laman Solid Starts, pengenalan kacang-kacangan pada bayi berisiko tinggi terkena alergi dapat mengurangi risiko alergi kacang hingga 81 persen. Itu artinya, menunda untuk memperkenalkan makanan alergen umum ini justru dapat meningkatkan semakin berkembangnya alergi.
ADVERTISEMENT
Bila orang tua zaman dulu biasa menunda memberikan makanan pemicu alergi, maka kini pola pikir tersebut perlu diubah, Moms. Ya, kini beberapa dokter dan ahli alergi lebih merekomendasikan makanan alergen diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun. Jangan lupa, makanan tersebut harus diperkenalkan lebih sering dengan tekstur tetap menyesuaikan usia si kecil.
Lantas, bisa dimulai dari makanan apa sih untuk mulai memperkenalkannya kepada si kecil?
"Susu adalah permulaan yang baik dan mudah, mengingat susu memiliki beberapa pilihan jenis olahan seperti yoghurt atau keju," ujar Direktur Pusat Perawatan Alergi Makanan Nationwide Children’s Hospital, David Stukus, MD, dikutip dari The Bump.
Selain susu, Anda juga bisa memulainya dari telur. Cobalah membuat telur orak-arik dalam jumlah kecil dulu. Meskipun beberapa bayi mungkin akan kurang menyukai teksturnya, tetapi tak ada salahnya untuk memberikannya. Ingat, porsi kecil diperuntukkan untuk meminimalkan kemungkinan reaksi alergi ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Tetapi agar lebih aman, Anda sebaiknya tetap berkonsultasi dulu kepada dokter anak maupun ahli alergi sebelum memberikannya. Jika saat sedang mengonsuminya kemudian bayi mengalami reaksi, tunggulah beberapa saat. Bila reaksinya ringan seperti ruam dan muntah, setop dulu pemberiannya. Namun bila si kecil mengalami sulit bernapas, segeralah membawanya ke dokter untuk memastikan apakah dia mengalami alergi atau justru ada masalah kesehatan lain.