Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ingin Punya Anak, Bagaimana Cara Hitung dan Siapkan Biayanya?
12 Maret 2021 10:58 WIB
·
waktu baca 4 menitDengan hadirnya buah hati di rumah, Anda akan membutuhkan dana ekstra untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Nah, agar semua kebutuhan tercukupi, menyiapkan keuangan keluarga sangat penting dilakukan sebelum merencanakan kehamilan.
Ya Moms, perencanaan keuangan yang kurang matang sebelum punya anak juga bisa memicu pertengkaran rumah tangga. Seperti dilansir Investopedia, tagihan bulanan, uang pendidikan anak, atau dana darurat harus benar-benar dikelola dengan baik. Sebab bila tidak, hal tersebut bisa memicu stres yang akan berdampak pada hubungan Anda dan pasangan.
Lantas, bagaimana cara menyiapkan keuangan keluarga sebelum punya anak?
Cara Siapkan Keuangan Keluarga sebelum Punya Anak
Yang harus lekas-lekas diterima: mempunyai anak sama dengan bertambahnya pengeluaran keluarga dengan cukup signifikan. Mulai dari biaya kontrol kehamilan, persalinan, anggaran belanja kebutuhan bayi, pendidikan, bahkan hingga pernikahan anak.
Oleh karena itu, membuat rencana keuangan yang matang harus dilakukan bahkan sebelum merencanakan kehamilan. Mulai dari menghitung berapa total pemasukan Anda dan pasangan, berapa aset dan tabungan yang dimiliki, dan berapa banyak jumlah hutang yang harus dibayar.
Dengan mengatahui secara jelas kondisi keuangan keluarga, Anda jadi lebih mudah menyusun goals atau tujuan yang realistis. Setelah itu, Anda bisa mencatat kebutuhan apa saja yang diperlukan secara detail. Misalnya, untuk biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan.
Walaupun Anda berencana untuk melahirkan normal, tak ada salahnya untuk menyiapkan bujet darurat apabila harus melahirkan dengan operasi caesar.
"Investasi itu ibaratnya menaruh uang kecil untuk bergulung, sehingga pada saat diperlukan, jumlahnya sudah besar, minimal sesuai dengan yang dibutuhkan.
"Contohnya persiapan punya anak, kan ada beberapa kewajiban orang tua pada anak. Memberi nama yang baik, kehamilan, akikah, mendidik, kemudian menikahkan," kata perencana keuangan dari Shila Financial ini.
Bila sudah merencanakan dan menentukan tujuan keuangan, jangan lupa untuk memperhitungkan juga inflasi yang terjadi beberapa tahun ke depan.
"Ini dihitung, kalau lahiran sekarang biayanya berapa, kalau akikah sekarang biayanya berapa, kalau sekolahnya sekarang biayanya berapa, kalau menikahkan sekarang biayanya berapa. Kemudian cari tahu inflasinya dan di-future value-kan dengan inflasi tersebut, pada saat anak masuk biayanya akan berapa.
"Nanti akan ketahuan, kemudian bisa di break down. Sehingga misalnya anaknya belum lahir, berarti kan untuk 18 tahun yang akan datang akan kuliah nih. Kalo biaya sekarang di Rp200 jutaan, di 18 tahun yang akan datang, bisa di Rp2 miliaran," jelas Ila.
Cara Hitung Besaran Investasi untuk Biaya Punya Anak
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, cara memastikan dana untuk kebutuhan anak tercukupi adalah dengan berinvestasi. Besaran dari investasi sendiri minimal 15 persen dari total pemasukan.
Untuk memudahkan Anda mengelola keuangan, Anda bisa membagi pemasukan ke dalam beberapa pos.
"Berapa besarannya, untuk sosial 5 persen, cicilan hutang di maksimal 30 persen, investasi minimal 15 persen, living cost maksimal 40 persen, premi asuransi atau dana darurat minimal di 5 persen," terang Ila kepada kumparanMOM, Selasa (9/3).
Untuk living cost atau biaya hidup maksimal harus 40 persen dan cicilan hutang maksimal 30 persen, tidak boleh lebih dari perhitungan tersebut. Sementara investasi minimal adalah 15 persen, sehingga bisa saja ditingkatkan hingga 20 persen misalnya.
Perlu dicatat bahwa persentase investasi di atas bisa Anda bagi lagi ke dalam beberapa pos, tergantung keinginan dan kebutuhan Anda. Misalnya saja, dana KPR, pensiun, memiliki anak, pergi haji atau perjalanan rohani, wakaf, dan lain-lain.
Anda bisa pelajari dulu beragam produk investasi dan sesuaikan saja dengan kebutuhan keluarga Anda.
"Boleh (investasi) di reksadana saham, dan saham dengan di balancing sukuk atau obligasi retail," ujar Ila.
Lantas, bagaimana jika posisinya, saat ini Anda sudah hamil atau baru melahirkan? Apakah perhitungannya berbeda?
"Tidak ada yang beda, hanya ada beberapa poin yang ter-skip dengan tidak sengaja karena tidak tahu. Maka ya direncanakan dari sekarang juga, cuma akan butuh nominal yang lebih besar," jelas Ila.
Ya, semakin jauh jarak kita merencanakan keuangan, maka semakin kecil nominal yang harus kita siapkan setiap bulannya.
Bila saat ini Anda atau pasangan merasa kondisi finansial belum ideal untuk memiliki anak, maka siapkanlah. Bila berniat punya anak, Anda dan pasangan harus mencari solusi dan langkah terbaik untuk mencukupi kebutuhan finansial keluarga Anda dengan hadirnya buah hati nanti.