Jangan Beri Bayi 6 Makanan Ini

12 Februari 2018 8:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selera makan anak berbeda dengan orang dewasa. (Foto: thinkstockphotos)
zoom-in-whitePerbesar
Selera makan anak berbeda dengan orang dewasa. (Foto: thinkstockphotos)
ADVERTISEMENT
Senangnya kalau melihat bayi lahap makannya. Selain jadi senang menyuapi, Anda mungkin juga jadi semangat memberikan berbagai jenis makanan yang sehat untuk si kecil yang sedang gemar-gemarnya makan.
ADVERTISEMENT
Tapi tetap teliti ya, Moms. Tidak semua jenis makanan sudah dapat dicerna oleh bayi. Tubuh bayi rentan terserang infeksi dari luar, hal ini dikarenakan antibodi yang dimiliki masih belum terbentuk dengan sempurna karena mereka masih dalam tahap tumbuh kembang.
Itu sebabnya, Anda perlu mengetahui makanan apa saja yang sebaiknya tidak diberikan pada bayi meski Anda pikir makanan ini sehat untuknya. Apa saja?
Ilustrasi telur pecah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi telur pecah (Foto: Thinkstock)
Putih Telur
Bayi usia 6-9 bulan boleh mengonsumsi berbagai macam protein selama tekstur makanan disesuaikan dengan usianya. Namun berhati-hatilah saat hendak memberikan telur ya, Moms.
Putih telur memang merupakan sumber protein yang tinggi dan memiliki segudang manfaat untuk tubuh. Tapi bakteri yang terdapat dalam putih telur bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan memicu penyakit kompilasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Putih telur juga merupakan salah satu penyebab alergi. Sementara kalau bayi belum pernah mencicipi telur, Anda mungkin belum bisa menentukan apakah ia memiliki risiko alergi terhadap bahan makanan ini atau tidak.
Jadi bila ingin memberi bayi telur, sebaiknya dahulukan memberikan kuningnya saja. Perhatikan, apakah muncul gejala alergi setelahnya? Bila ya, tunda pemberian telur sampai bayi berusia 1 tahun.
Selai kacang bisa perkuat rambut? (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Selai kacang bisa perkuat rambut? (Foto: Thinkstock)
Selai Kacang
Selai kacang juga memiliki kandungan yang sehat untuk tubuh seperti potasium, protein dan juga serat. Namun sayangnya, selai kacang termasuk bahan makanan yang memicu alergi paling besar pada bayi. Tidak hanya itu, teksturnya yang lengket dapat menyebabkan kerusakan gigi hingga menimbulkan risiko bayi tersedak.
Sebaiknya, makanan ini baru diperkenalkan saat anak di atas 1 tahun. Kenalkan si kecil dengan selai kacang yang dioleskan tipis-tipis pada roti dan tidak untuk dimakan dengan sendok seperti memakan madu.
Ilustrasi Sayuran (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sayuran (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Sayuran Mentah
ADVERTISEMENT
Apapun yang mentah atau setengah matang, tidak baik untuk bayi Anda. Apabila sayuran tidak dimasak dengan benar-benar matang, akan banyak bakteri yang masuk ke dalam tubuh bayi dan buat si kecil berisiko tterinfeksi.
Pembuka kaleng (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pembuka kaleng (Foto: Pixabay)
Makanan Kaleng
Makanan kaleng mungkin praktis untuk disajikan, tapi kebanyakan makanan ini tidak baik untuk sistem pencernaan bayi. Hal ini dikarenakan makanan kaleng umumnya diberi banyak pengawet, pewarna, penguat rasa maupun garam.
Kalau makanan kaleng yang Anda beli adalah makanan kaleng khusus untuk bayi (atau susu formula misalnya, pastikan Anda memeriksa label dan atau penjelasan kandungannya. Bila memungkinkan, para ahli menyarankan Anda memilih makanan bayi dalam kaca daripada dalam kemasan kaleng.
Adanya pestisida berbahaya dalam madu (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Adanya pestisida berbahaya dalam madu (Foto: Thinkstock)
Madu
Meski dikenal dapat memberikan banyak manfaat, madu berbahaya bagi bayi. Kenapa? Madu mengandung spora dan kontaminan lainnya yang bisa menyebabkan infeksi, keracunan, bahkan berujung kematian pada bayi di bawah usia 12 bulan. Jadi, bayi tidak boleh diberi madu ya, Moms.
ADVERTISEMENT