Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Biasanya pasangan suami istri disarankan dokter untuk mengatur jarak kehamilan agar dapat memberikan pengasuhan maksimal pada sang anak, sekaligus memberi waktu tubuh ibu untuk kembali pulih usai hamil dan melahirkan .
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode kontrasepsi, seperti pil KB, IUD, dan lainnya untuk mencegah kehamilan. Ada juga pasangan yang memilih untuk menggunakan KB alami, misalnya senggama terputus, sistem kalender, hingga penggunaan kondom.
Keberhasilan kontrasepsi ini bisa menjarakkan kehamilan hingga beberapa tahun. Hal itu bagus jika sesuai dengan rencana pasangan suami istri, namun perlu dipahami, jarak kehamilan yang terlalu jauh juga ada risikonya lho, Moms.
Risiko Jarak Kehamilan yang Terlalu Jauh
Pengaturan jarak kehamilan yang terlalu lama tentu akan berjalan beriringan dengan semakin bertambahnya usia ibu. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Andrew Yurius Christian, SpOG., menjelaskan, ibu dengan usia yang lebih tua dari 35 tahun dikategorikan sebagai Advanced Maternal Age yang memiliki tingkat kesuburan lebih rendah sehingga ada risiko kehamilannya dapat terganggu.
ADVERTISEMENT
“Seperti faktor risiko kelainan genetika menjadi lebih tinggi, contohnya down syndrome dan kelainan genetik lainnya. Lalu ada juga risiko komplikasi kehamilan seperti tekanan darah tinggi atau preeklamsia,” ujar dr. Andrew pada kumparanMOM
Ibu yang hamil di atas 35 tahun juga lebih berisiko mengalami diabetes gestasional melitus, yaitu kondisi gula darah tinggi yang umum dalam kehamilan. Risiko keguguran dan kelahiran prematur menjadi lebih tinggi pada kondisi ini.
Jarak Kehamilan yang Aman
“Pada umumnya, pasangan atau seorang wanita disarankan untuk menjarakkan kehamilan berikutnya minimal 2 tahun. Ini tidak melihat hanya karena lahiran sebelumnya secara caesar ataupun normal,” kata dr. Andrew.
Akan tetapi, ini termasuk bagian dari program keluarga berencana yang punya tujuan positif untuk keluarga, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Sementara, jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun dikhawatirkan akan mengurangi kualitas tersebut, Moms. Oleh karenanya, sebaiknya diskusikan dengan baik bersama suami demi kesejahteraan keluarga Anda, ya.