Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Jenis Gangguan Ginjal pada Anak yang Perlu Diwaspadai
18 Oktober 2022 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 29 November 2022 8:29 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini gangguan ginjal akut misterius pada anak ini masih belum diketahui penyebab pastinya. Meski begitu, ada beberapa gejala pada si kecil yang perlu diwaspadai orang tua seperti, terjadi penurunan jumlah urine secara tiba-tiba atau bahkan tidak keluar sama sekali selama 3-5 hari serta diikuti tanda lain seperti batuk, pilek, diare, muntah, dan demam.
Nah Moms, gangguan ginjal akut misterius bukanlah satu-satunya masalah ginjal yang bisa dialami anak. Masih ada dua jenis masalah ginjal lainnya yang berisiko terjadi pada si kecil sehingga perlu diwaspadai ibu dan ayah sejak dini.
Dua Jenis Gangguan Ginjal yang Bisa Dialami Anak
Ginjal merupakan salah satu organ penting di dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk detoksifikasi darah, membantu tubuh untuk menyaring limbah dan membuangnya melalui urine, menjaga keseimbangan garam dan mineral dalam darah, serta mengatur tekanan darah dan memproduksi sel darah merah. Sayangnya, ginjal juga bisa mengalami gangguan yang menyebabkan fungsinya berkurang.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Kemenkes RI, gangguan ginjal akut merupakan kondisi di mana ginjal anak mengalami kerusakan fungsi secara mendadak. Penyebabnya adalah penyumbatan sistem penyaringan ginjal oleh sel darah merah yang hancur, trauma luka bakar, dehidrasi, pendarahan, cedera atau riwayat operasi.
Sementara itu, gangguan ginjal kronik adalah kondisi penurunan fungsi ginjal anak secara bertahap selama kurun waktu tiga bulan atau lebih. Anak dengan gangguan ginjal kronik akan mengalami penurunan fungsi penyaringan kotoran, kontrol jumlah air dalam tubuh, serta kadar garam dan kalsium dalam darah. Akibatnya, zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap dalam tubuh anak sehingga bisa membahayakan kondisi kesehatannya seiring waktu.
Dikutip dari Kidney.org, ada beberapa kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko gangguan pada ginjal yaitu, kurang minum air putih, waktu tidur tidak berkualitas, terlalu banyak konsumsi gula dan garam, asupan protein hewani berlebihan terutama daging, sering menahan buang air kecil, duduk terlalu lama pada satu posisi, serta konsumsi makanan olahan atau cepat saji berlebihan. Artinya, fungsi ginjal sangat dipengaruhi oleh gaya hidup kita, Moms.
ADVERTISEMENT
“Ginjal itu sangat mudah dipengaruhi oleh kondisi di luar dari ginjal, misalnya kalau badan kita kekurangan cairan yang hebat, dehidrasi, atau misalnya ada kondisi infeksi berat di tubuh dia (ginjal) akan mudah sekali mengalami gangguan, fungsinya akan mudah turun,” ungkap Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi, dr. Henny Adriani Puspitasari Sp.A (K) dalam podcast IDAI dengan topik 'Gangguan Ginjal Misterius pada Anak', yang ditayangkan di kanal YouTube IDAI.
Anak-anak dengan gangguan ginjal berisiko mengalami tumbuh kembang yang terhambat, terkendala dalam proses belajar di sekolah yang berakibat pada menurunnya prestasi, merasa rendah diri, dan yang paling membahayakan adalah risiko kematian dini. Oleh karena itu, sangat penting bagi para orang tua melakukan pencegahan dengan menerapkan gaya hidup sehat di dalam keluarga seperti, konsumsi makanan bergizi seimbang, mencukupi kebutuhan cairan,rutin berolahraga, serta mengenali gejalanya.
ADVERTISEMENT