Kapan Waktu yang Tepat untuk KB Setelah Kuret? Ini Penjelasannya

12 Juni 2024 12:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Alat KB Setelah Kuret. Foto: areeya_ann/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alat KB Setelah Kuret. Foto: areeya_ann/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Keguguran bisa membuat beberapa perempuan menjadi stres dan tidak siap jika langsung memiliki momongan lagi. Sebagai langkah pencegahan, gunakanlah alat kontrasepsi. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk KB setelah kuret?
ADVERTISEMENT
Setelah keguguran, wanita biasanya akan kembali haid dalam 3-6 minggu. Nah, sebelum periode haid, wanita sudah bisa kembali hamil. Pasalnya, ovulasi terjadi sekitar 2 minggu sebelum menstruasi.
Jadi, sebaiknya gunakan alat kontrasepsi segera setelah keguguran. Namun, tetap pertimbangkan kondisi tubuh dan cari waktu yang tepat untuk menggunakannya.

Kapan Waktu yang Tepat untuk KB Setelah Kuret?

Ilustrasi KB Setelah Kuret. Foto: Ivanova Tanja/shutterstock
Merujuk penjelasan Family Planning Association (FPA), jika Anda tidak memiliki masalah kesehatan tertentu pasca keguguran, penggunaan kontrasepsi boleh segera dilakukan setelah kuret. Usai pemakaian, kehamilan akan bisa langsung dicegah.
Jika Anda menggunakan kontrasepsi hormonal beberapa hari setelah keguguran, sebaiknya pakai kontrasepsi cadangan seperti kondom saat melakukan hubungan badan di minggu pertama pemakaian. Pasalnya, butuh waktu sekitar 1 minggu bagi alat kontrasepsi untuk bekerja maksimal.
ADVERTISEMENT
Bagi yang mengalami infeksi pada rahim setelah keguguran, tidak akan bisa melakukan pemasangan IUD atau KB spiral sampai infeksinya hilang. Jika ingin lebih aman, sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memilih metode kontrasepsi, Moms.

Jenis-Jenis Metode Kontrasepsi

Ilustrasi KB Suntik Setelah Kontrasepsi. Foto: Doucefleur/Shutterstock
Menurut laman WebMD, berikut ini beberapa jenis kontrasepsi yang bisa dipilih untuk mencegah kehamilan setelah keguguran.

1. Pil KB

Pil KB mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin yang mampu mencegah kehamilan. Metode ini efektif hingga 99% jika dikonsumsi setiap hari.
Cara kerja pil KB adalah dengan menghentikan ovulasi, yakni pelepasan sel telur yang sudah matang ke tuba falopi untuk dibuahi. Kandungan dalam pil ini juga bisa mengubah kondisi rahim sehingga tidak mampu menunjang kehamilan.

2. Suntik KB

Ada dua jenis suntik KB jika ditilik berdasarkan hormon yang disuntikkan, yakni suntik progestin dan suntik kombinasi. Sama seperti pil KB, hormon dalam suntik KB juga bisa mencegah ovulasi dan mengubah kondisi rahim menjadi tidak kondusif untuk kehamilan.
ADVERTISEMENT
Namun, suntik KB jauh lebih praktis karena hanya perlu disuntikkan sebanyak 1 atau 3 bulan sekali. Suntik KB progestin juga lebih ramah untuk ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi ASI.

3. KB Implan

Metode kontrasepsi menggunakan alat seukuran batang korek api yang ditanamkan ke lengan atas wanita. Alat ini melepaskan hormon yang sama dengan suntik KB. Tingkat kegagalannya kurang dari 1% dan bisa mencegah kehamilan hingga 3 tahun.

4. IUD atau KB Spiral

KB spiral mampu mencegah kehamilan secara efektif hingga 99%. Planned Parenthood Federation of America (PPFA) menjelaskan dalam lamannya bahwa KB spiral ditanam dalam rahim untuk mencegah sperma bergerak mendekati sel telur.
Metode kontrasepsi ini dapat bertahan di dalam rahim hingga 10 tahun. Selain itu, alat ini bisa digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Maksudnya, bisa langsung dipakai untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan badan tanpa kondom.
ADVERTISEMENT