Kata Ahli soal Gejala dan Cara Atasi Hipertensi Paru pada Anak

11 Maret 2022 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kata Ahli soal Gejala dan Cara Atasi Hipertensi Paru pada Anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kata Ahli soal Gejala dan Cara Atasi Hipertensi Paru pada Anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyakit hipertensi paru tak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak. Berdasarkan data dari Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi Pulmonal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia tahun 2021, angka prevalensi penyakit hipertensi paru di seluruh dunia hanya sebesar 20-70 juta orang dari total populasi dunia.
ADVERTISEMENT
Meski termasuk jarang, penyakit hipertensi paru pada anak merupakan penyakit kronis yang dapat dipengaruhi oleh penyakit bawaan, gaya hidup pasien, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Lantas, apa saja gejala hipertensi paru pada anak yang perlu diwaspadai orang tua?

Gejala Hipertensi Paru pada Anak

Gejala Hipertensi Paru pada Anak. Foto: Shutterstock
Dalam acara Pfizer Media Health Forum dengan tajuk “Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak dan Cara Penanganannya” yang diadakan pada Kamis (10/3), pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K) mengungkapkan bahwa gejala hipertensi paru pada anak penting untuk dikenali sedini mungkin.
“Meskipun tidak spesifik, namun gejala hipertensi paru dapat meliputi sesak saat beraktivitas, mudah lelah, lemas, nyeri dada, pusing, dan kadang disertai batuk. Gejala lain seperti hemoptisis atau batuk berdarah dari saluran pernapasan, sindrom Ortner atau suara serak dari pita suara, dan aritmia atau gangguan irama jantung juga dapat terjadi, namun jarang,” jelas dr. Rizky.
ADVERTISEMENT

Penanganan Penyakit Hipertensi Paru pada Anak

Penanganan Penyakit Hipertensi Paru pada Anak. Foto: Shutterstock
Penanganan penyakit hipertensi paru pada anak menjadi tantangan tersendiri di negara berkembang. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur dan tenaga medis, serta kurangnya kesadaran masyarakat dan ketersediaan obat. Meskipun begitu, bukan tidak mungkin penyakit ini bisa dideteksi sedini mungkin.
“Bila terdapat kecurigaan akan hipertensi paru, pemeriksaan utama untuk menegakkan diagnosis adalah dengan melakukan kateterisasi jantung kanan, dengan mengukur tekanan di arteri pulmonal dan jantung kanan anak melalui kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di paha yang diteruskan ke jantung.” jelas Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K).
Pemeriksaan lanjutannya berupa anamnesis atau pemeriksaan riwayat secara rinci, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta screening dengan elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiografi
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI) Arni Rismayanti, hipertensi paru merupakan suatu penyakit serius, fatal, dan dapat mengancam jiwa. Keterlambatan penanganan berisiko tidak dapat dikoreksi lagi seumur hidup.
“Oleh karena itu, pemeriksaan deteksi dini kesehatan jantung terhadap bayi baru lahir dan anak-anak untuk mencegah timbulnya penyakit hipertensi paru sangatlah penting,” tutupnya.