Kehamilan Bisa Buat Otak Ibu Menyusut, Kok Bisa?

3 April 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kehamilan Bisa Buat Otak Ibu Menyusut, Kok Bisa? Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kehamilan Bisa Buat Otak Ibu Menyusut, Kok Bisa? Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kehamilan adalah masa-masa perubahan dramatis bagi semua ibu hamil. Mulai dari hormon yang melonjak, perut membesar, hingga pergelangan kaki ikut membengkak.
ADVERTISEMENT
Namun, perubahan selama kehamilan tidak hanya terlihat secara fisik. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Neuroscience mengungkapkan perubahan substansial yang terjadi di otak ibu selama kehamilan. Hasilnya, ditemukan ukuran otak ibu menjadi lebih kecil, namun justru bisa bekerja lebih efisien.
Perubahan-perubahan ini sebenarnya bertujuan positif, yakni mempersiapkan ibu hamil untuk tugas penting sebagai orang tua.
Para peneliti di berbagai universitas di Spanyol dan Belanda menggunakan pencitraan komputer atau MRI untuk mengukur bagaimana struktur otak jadi berubah akibat kehamilan. Studi ini juga mengungkapkan beberapa dampak kehamilan terhadap otak wanita.

Perubahan Otak Ibu Selama Kehamilan

Studi tersebut menunjukkan adanya pengurangan materi abu-abu di otak, atau jaringan saraf otak yang penting dalam semua aspek perilaku manusia, termasuk kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Materi abu-abu yang hilang paling besar terjadi di daerah lobus frontal dan temporal.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, pada ibu baru, materi abu-abu itu akan hilang pada area tertentu. Khususnya pada jaringan saraf otak yang membantu untuk memahami perasaan, keyakinan, dan sinyal nonverbal orang lain.
Mendengar kondisi tersebut, Anda mungkin akan khawatir. Namun, kabar baiknya, peneliti juga menemukan bahwa ibu yang kehilangan materi abu-abu pada area tertentu juga akan memiliki keterikatan yang lebih banyak pada bayinya. Jadi, meskipun area otak 'menyusut', namun dapat bekerja menjadi lebih kuat. Kenapa?
Bagi ibu baru, otak mereka akan lebih bersiap untuk menafsirkan bahasa tubuh bayi baru lahir, termasuk tangisan dan rengekan. Perubahan ini juga dapat membantu ibu baru mendeteksi ancaman, sehingga mereka dapat melindungi diri dan bayinya dengan lebih cepat.
Ilustrasi Ibu dan Bayi. Foto: Thinkstock
Dan terakhir, perubahan ini membuka ikatan yang lebih dalam dan kuat dengan orang lain bagi ibu, khususnya menciptakan kebahagiaan baru.
ADVERTISEMENT
Namun, seringkali ibu baru juga mengungkapkan sering lupa, baik sebelum dan sesudah melahirkan. Hilangnya ingatan disebabkan oleh kehamilan atau 'baby brain', rupanya tidak terlihat dalam temuan para peneliti.
Faktanya, penelitian menemukan tidak terjadi perubahan kemampuan kognitif seorang ibu setelah hamil, dibandingkan dengan kemampuannya sebelum hamil.

Namun, Perubahan Otak Tidak Berlaku Bagi Para Ayah

Peneliti mengamati otak 25 wanita sebelum hamil dan 3 minggu-2 bulan setelah bayi pertama mereka lahir. Para peneliti juga ikut mempelajari 19 otak pria yang baru pertama kali menjadi ayah. Kemudian mereka menyimpulkan bahwa perubahan struktur otak hanya terjadi pada ibu, dan bukan ayah.
Dan untuk memahami dampak kehamilan dan menjadi orang tua terhadap otak, peneliti juga mempelajari 20 wanita yang belum pernah hamil dan 17 pria yang tidak memiliki anak. Studi menemukan perubahan yang hampir sama terjadi pada otak wanita yang hamil secara alami maupun menggunakan program bayi tabung.
ADVERTISEMENT
Peneliti juga meneliti berapa lama perubahan otak ini berlangsung. Sehingga, mereka meminta para ibu untuk kembali melakukan pemindaian, dua tahun setelah bayi mereka lahir. Dari 25 ibu yang diteliti, 11 orang di antaranya belum hamil lagi.
Hasil pemindaian menemukan bahwa perubahan yang terdeteksi pada ibu baru setelah bayinya lahir ternyata masih terjadi.

Apa Kata Ahli soal Temuan Perubahan Otak pada Ibu?

Ilustrasi ibu menggendong bayi. Foto: Shutterstock
Ahli meminta para ibu tidak perlu khawatir dengan penyusutan otak yang terjadi. Sebaliknya, berpikirlah bahwa kondisi otak yang sekarang dapat membuat Anda lebih cerdas dan efisien.
"Ada perbedaan antara penurunan materi abu-abu dan penyusutan otak. Otaknya sendiri sebenarnya tidak menyusut. Sama sekali belum jelas apa yang sebenarnya terjadi ketika materi abu-abu berkurang," kata ahli saraf dari New York University’s Langone Medical Center, Robert Froemke.
ADVERTISEMENT
Froemke pun menawarkan cara yang lebih mudah untuk memahami perubahan tersebut. Caranya adalah ibu bisa menganggap otak sedang melakukan 'bersih-bersih', sehingga ke depannya dapat membantu ibu menjadi lebih terorganisir dalam mempersiapkan diri menjalankan peran barunya. Ibu jadi akan lebih fokus pada bayinya, serta memikirkan berbagai hal di lingkungan dan kehidupan mereka dengan cara yang berbeda.
"Mengasuh anak --khususnya menjadi seorang ibu-- adalah salah satu rangkaian peristiwa dan perilaku paling kompleks serta penuh tekanan yang alami terjadi dalam kehidupan kita," ujar Froemke.
"Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sejumlah perubahan terjadi pada otak kita. Karena kita harus merawat orang lain, terutama bayi, merupakan pekerjaan yang berat dan menuntut banyak perhatian kita. Tentu saja ini luar biasa dan bermanfaat," tutup dia.
ADVERTISEMENT