Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kenali 9 Warna Tinja Bayi sebagai Penanda Kondisi Kesehatannya
7 Juni 2021 11:33 WIB
·
waktu baca 4 menitSama seperti orang dewasa, bayi dan anak-anak juga dapat sakit serta mengalami gangguan pencernaan saat buang air besar (BAB). Ya Moms, beberapa di antaranya bahkan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Cek Kesehatan Bayi dari Warna Tinja
Dilansir Healthline, berikut kumparanMOM ulas 9 jenis kotoran berdasarkan warna yang dapat membantu serta menjadi penanda kondisi kesehatan bayi dan anak.
1. Hitam
Pada masa awal setelah kelahiran, Anda pasti akan menemukan warna kotoran yang terlihat hitam dengan tekstur cukup padat. Bahkan pada beberapa kondisi, warnanya akan lebih gelap dan hitam pekat.
Warna kotoran ini normal pada beberapa hari setelah hari kelahiran si kecil. Tapi, jika warna ini muncul di masa batita hingga balita, konsultasikan hal ini ke dokter anak.
2. Kuning gelap
Berikutnya adalah kotoran yang berwarna kuning gelap (mustard) dengan tekstur lebih cair. Tenang saja, Moms. Warna ini sangatlah normal meskipun berulang secara berkepanjangan, terutama bagi bayi yang minum ASI eksklusif.
Akan tetapi, jika tekstur berubah semakin cair dari waktu ke waktu, Anda perlu waspada kotoran ini berubah menjadi jenis yang berikutnya (nomor 3).
3. Kuning terang
Benar sekali, warna kuning terang pada kotoran bayi dan anak dapat berbahaya jika terus terjadi. Biasanya, warna kuning terang ini juga disertai dengan tekstur yang cair, menyerupai air. Waspadalah terhadap gejala diare dan alergi dari susu atau makanan yang ia konsumsi.
4. Kuning kejinggaan
Pernah melihat warna kotoran anak Anda kuning kejinggaan, bahkan jingga terang? Tak perlu bingung karena warna ini normal ditemukan pada bayi dengan pola konsumsi susu yang campur, yakni susu formula dan ASI.
5. Merah
Ketika menemani anak BAB, kotoran yang berwarna terang sering mengejutkan orang tua. Apalagi ketika kotorannya terlihat berwarna merah.
Anda tak perlu khawatir jika si kecil sudah mulai makan sayur atau buah dengan berwarna merah; contohnya seperti tomat, bit, paprika merah, lobak merah, kol merah, selada merah, dan lain-lain. Hal ini normal karena sayuran dengan pigmen dominan merah akan menghasilkan residu dan dikeluarkan lagi oleh tubuh si kecil saat BAB.
Namun, bisa juga ini merupakan darah, Moms. Segera bawa ke dokter jika BAB si kecil berwarna merah disertai dengan gangguan kesehatan lainnya.
6. Cokelat kehijauan
Kotoran dengan warna cokelat kehijauan dengan tekstur padat tidak perlu dikhawatirkan karena sangatlah normal pada bayi yang minum susu formula.
7. Hijau gelap
Apakah si kecil sedang berada dalam fase adaptasi ke makanan padat? Jika ya, warna hijau gelap biasanya terlihat pada kotoran. Apalagi ketika banyak mengonsumsi sayuran hijau seperti bayam, buncis, dan yang lainnya.
Warna ini dianggap normal kecuali jika berangsur-angsur berubah menjadi terlalu hitam. Jika warnanya sudah terlalu gelap, konsumsi kalsium yang berlebih dapat menjadi penyebabnya.
8. Putih
Warna putih pada kotoran bayi atau anak harus diwaspadai sebagai gangguan pencernaan serius, khususnya pada liver, Moms. Hal ini dapat terjadi karena bayi tidak dapat memproduksi cairan empedu dengan baik, sehingga warna kotoran akan menjadi lebih pucat.
9. Abu-abu
Intoleransi laktosa, makanan yang terlalu padat, dan gangguan pencernaan (sembelit) adalah tiga hal dapat menyebabkan kotoran si kecil berwarna abu-abu dengan tekstur yang lebih keras dibanding biasanya. Bahkan jika gangguannya parah, kerasnya dapat menyerupai kerikil.
Nah, kini tak perlu lagi bingung dan cemas jika menemukan warna BAB yang tidak biasa ya, Moms. Walaupun sudah tahu berbagai jenisnya lewat perbedaan warna, Anda dapat tetap menjaga kesehatan pencernaan si kecil dengan cara memberikannya asupan probiotik secara rutin.
Dengan asupan probiotik yang seimbang, daya tahan tubuh bayi dan anak dapat meningkat serta terhindar dari serangan penyakit diare, konstipasi, dan kolik. Karena sudah terlindungi dari dalam, daya tahan tubuhnya juga akan melindungi bayi dari risiko terkena alergi, lho.
Bicara soal kesehatan tubuh dan pencernaan anak, kini Liprolac hadir dengan varian Liprolac Kids yang cocok untuk menjadi suplemen sinbiotik (gabungan prebiotik dan probiotik) berkandungan manfaat lima spesies bakteri Streptococcus thermophilus, Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longum, dan Bifidobacterium bifidum.
Ada pula varian Liprolac Baby dengan kandungan Bifidobacterium lactis BB-12 yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembang si kecil. Kandungan bakteri baik yang ada dalam kedua varian ini akan membantu menjaga kesehatan pencernaan serta tubuh bayi dan anak Anda.
Liprolac Baby dan Liprolac Kids dapat menjadi solusi kebutuhan probiotik bagi bayi dan anak karena kandungannya terbukti sesuai untuk memperkuat kerja pencernaannya, sehingga aman dikonsumsi dari hari ke hari.
Tenang, Moms, Liprolac Baby aman digunakan bayi berusia 0 hingga 2 tahun dan Liprolac Kids untuk anak dengan usia 2 ke atas. Cukup berikan 6 tetes Liprolac Baby sebanyak 1 kali sehari bagi bayi, dan 1 hingga 2 sachet Liprolac Kids untuk menjaga daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terpapar virus dan kuman penyebab penyakit.
Dapatkan Liprolac di apotek terdekat, e-commerce pilihanmu, atau semudah klik di sini . Untuk Anda yang ingin melihat lebih banyak tips dan cara menjaga kesehatan pencernaan anak, ikuti Instagram Liprolac sekarang juga!