Kenapa 1 Kasus Polio di Aceh Bisa Jadi KLB?

22 November 2022 9:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi polio. Foto: podsy/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi polio. Foto: podsy/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemkab Pidie, Aceh, menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di wilayahnya setelah ditemukan seorang anak berumur 7 tahun menderita lumpuh layuh (polio). Kasus ini muncul setelah 8 tahun Indonesia bebas polio.
ADVERTISEMENT
Lantas, mengapa satu kasus polio bisa membuatnya ditetapkan jadi KLB ya, Moms? Simak penjelasan dr Arifianto, Sp. A (K) berikut ini yang dikutip dari unggahan di akun Instagramnya.
Dokter Apin, sapaan akrabnya, mengizinkan kumparanMOM mengutip penjelasannya tersebut.

Alasan 1 Kasus Polio Bisa Membuatnya Jadi KLB

Ilustrasi polio. Foto: podsy/Shutterstock
Menurut dr Apin, pada sebagian kasus polio bukanlah penyakit ringan. Fenomena ini seperti puncak gunung es, karena dari 1 kasus polio yang terdeteksi saat ini, ada kemungkinan hingga 200 anak yang sudah terinfeksi dengan gejala yang lebih ringan.
“Meskipun mayoritas orang yang memiliki virus ini di dalam tubuhnya tidak bergejala, tetapi dari 200 anak yang terinfeksi, 1 bisa mengalami kelumpuhan permanen sepanjang hidupnya, dan 8 anak bisa mengalami meningitis (radang selaput otak),” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum kasus ini muncul, kasus polio terakhir terdeteksi di Indonesia tahun 2014. Pencapaian ini seharusnya bertahan selamanya jika cakupan imunisasi tinggi atau mencapai lebih dari 95 persen.
“Tetapi pada daerah dengan cakupan imunisasi rendah, banyak anak tidak memiliki kekebalan sama sekali, dan virus dapat masuk ke dalam tubuh dan berpotensi membuat sakit. Inilah pentingnya imunisasi harus tinggi cakupannya. Dengan target > 95% sasaran terimunisasi,” ujar dokter yang juga praktik di RSUD Pasar Rebo, Jakarta, ini.
Dokter Apin menyebut, polio adalah penyakit "masa lalu" yang menelan banyak korban jiwa, dan mereka yang bertahan hidup memiliki kecacatan menetap. Pada awal abad ke-20, beban penyakit ini begitu berat sehingga para ahli berlomba mencari vaksinnya, dan berhasil dibuat pada tahun 1960-an. Saat ini vaksin tersebut tersedia gratis bagi semua anak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dr Apin kembali mengingatkan para orang tua untuk tidak ragu membawa anaknya mengikuti vaksinasi dasar lengkap sesuai anjuran IDAI dan Kemenkes.
“Pastikan semua anak kita lengkap imunisasinya, tidak sekedar vaksin polio saja tentunya. Tetapi semua imunisasi lain. Ajak semua orang yang kita kenal untuk melengkapi semua imunisasi yang tertinggal. Apabila menemukan anak dengan gejala lumpuh layu, segera bawa ke dokter,” tutupnya.