Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda melihat anak , khususnya yang masih kecil atau balita, sibuk berbicara sendiri di rumah? Bila ya, tak perlu cemas atau takut, Moms. Hal ini sangat normal, kok. Berbicara sendiri juga merupakan bagian dari perkembangannya.
ADVERTISEMENT
Menurut ahli perkembangan, anak kerap berbicara sendiri untuk berimajinasi, mengekspresikan emosi dan fantasinya. Tidak hanya itu, bicara sendiri kerap dilakukan anak dalam rangka membimbing diri sendiri saat bermain atau ketika sedang berada di sekolah. Terkait hal ini, anak-anak yang sering bicara sendiri diketahui memiliki keterampilan bahasa ekpresif yang lebih tinggi.
Psikolog asal Rusia, Vygotsky, menemukan peran perkembangan kognitif dalam kegiatan bicara sendiri. Menurut pandangannya, bicara sendiri memungkinkan anak secara sadar mengarahkan proses berpikirnya. Periode ini merupakan transisi dari tahapan bicara sosial awal dan berbicara dalam hati menuju pada kemampuan untuk melakukan kontrol internal terhadap perilaku. Ia juga menilai kebiasaan anak bicara sendiri di awal usia sekolah.
Selain itu berbicara sendiri berperan pada kemampuan regulasi diri, atau kemampuan anak untuk mengontrol perilakunya. Kebiasaan ini biasanya meningkat ketika anak mencoba menyelesaikan tugas atau problem solving yang sulit sendirian, tanpa bantuan orang dewasa. Mungkin anak yang sedang bingung mengatasi masalahnya memang harus mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, keras-keras!
ADVERTISEMENT
Lantas, adakah hal yang harus dilakukan oleh orang tua terkait hal ini? Atau, bagaimana sebaiknya kita, sebagai orang tua, menyikapi anak yang suka bicara sendiri?
Dukung anak dengan memberikannya ruang, Moms! Bila anak suka bicara sendiri, para ahli perkembangan anak mengajurkan orang tua memberi anak banyak kesempatan untuk:
- Melakukan permainan sendiri
- Bermain bersama anak lain di taman bermain, atau mengundang satu atau dua orang teman main ke rumah
- Bicara sendiri ketika bermain tanpa dikritik atau diejek
- Membaca buku dengan kata-kata yang mengandung rima
- Menunjuk kata pada buku cerita saat membacakannya
- Menceritakan kembali kegiatannya seharian
- Menceritakan urutan sebuah kejadian.