Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan anak lain, mungkin Anda merasa si kecil tidak cengeng. Tapi tetap saja, dia sering menangis untuk berbagai alasan. Memang sih, orang bilang "Namanya juga anak-anak!" tapi sebetulnya kenapa ya anak sering menangis?
ADVERTISEMENT
Buat Anda yang penasaran, ada penjelasannya nih, Moms.
Dilansir Todays Parent, Deborah MacNamara, seorang pakar ilmu perkembangan dan konselor klinis di Vancouver, Kanada, menjelaskan, hal pertama yang harus dipahami adalah bahwa semua mamalia menghasilkan air mata sepanjang waktu untuk memastikan mata mereka tidak mengering.
Air mata juga merupakan dan sebagai respons terhadap iritasi, tetapi air mata "psikis" —jenis yang dihasilkan sebagai bagian dari respons emosional yang mengarah pada menangis — eksklusif hanya ada pada manusia. Ya Moms, pada manusia susunan kimiawinya bahkan berbeda yaitu meliputi leucine-enkephalin, endorphin dan pembunuh rasa sakit alami. Inilah yang menyebabkan anak (juga orang dewasa) merasa lebih baik, nyaman, lega, senang atau berkurang sakitnya dengan menangis.
Apalagi yang perlu kita pahami? Menangis dimulai dari sistem limbik, yang merupakan bagian dari otak kita yang mengelola emosi melalui sistem saraf otonom dan mengendalikan respons yang tidak disengaja. Sistem itu dibagi menjadi dua bagian: simpatik, yang menghasilkan respons agresif; dan parasimpatis, yang membantu kita memproses emosi kita dan akhirnya beristirahat.
ADVERTISEMENT
“Perhatikan saja saja, (saat anak menangis) biasanya dimulai sebagai bagian dari respons simpatik — 'Aku tidak bisa mendapatkan mainan itu' atau 'Aku masih mau nonton dan enggak mau tidur' —jadi anak akhirnya menangis sebagai bagian dari respons parasimpatis,” kata Deborah.
Apa maksudnya? "Saat seorang anak menangis sedih, otak mereka sebenarnya telah bergeser dari rasa sedihnya, dan sudah memproses kalau apa yang mereka harapkan sia-sia belaka. Setelah itu, baru otak bergerak menuju penerimaan dan adaptasi," paparnya.
Sementara saluran air mata yang sebenarnya adalah produk dari kelenjar lakrimal kita, yang berada di samping setiap mata dan keduanya merupakan sekretori (artinya ia menciptakan air mata), dan ekskresi (artinya ia menghilangkannya).
ADVERTISEMENT
Sederhananya, ketika kita menangis, mata kita seperti penjaga pintu tempat bermain di mal yang penuh sesak di mana ia mencoba mengeluarkan anak satu per satu dari dalam. Beberapa anak yang tidak sabar, bahkan mengambil jalan keluar belakang (alias keluar dari rongga hidung!) sehingga air matapun bercampur dengan lendir dan menghasilkan ingus.
Jadi, tidak usah bingung lagi, Moms. Pahamilah bahwa air mata yang anak keluarkan merupakan sinyal bahwa proses untuk membuat semuanya jadi lebih baik sedang berlangsung. Deborah mengatakan, saat anak menangis, ingat saja bahwa ini merupakan respons terhadap amarah dan frustrasi yang dirasakannya. Bila anak menangis sampai tersedu sedan, mungkin anak memang membutuhkannya transisi telah terjadi. Bayangkan kalau sedu sedan anak bahkan memiliki tujuan, yaitu memberi isyarat kepada orang-orang terdekat bahwa ia merasa kewalahan dengan emosinya dan membutuhkan kenyamanan.
ADVERTISEMENT