Kenapa Balita suka Menyusun Mainannya?

7 Desember 2022 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak menyusun mainannya. Foto: Annet_ka/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menyusun mainannya. Foto: Annet_ka/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada saja tingkah laku anak balita yang menggemaskan atau bahkan tidak biasa. Salah satunya ketika Anda melihat si kecil menyusun mainan mobil-mobilan, balok, atau menyortirnya berdasarkan warna.
ADVERTISEMENT
Meski tampak sederhana, aktivitas ini baik untuk tumbuh kembang si kecil lho, Moms. Saat menyusun sesuatu, ada banyak hal yang sedang mereka pelajari.
"Menyortir dan menyusun mainan adalah perilaku balita yang sangat normal. Penyortiran mainan apa pun balita sedang berusaha mencari tahu lingkungannya, dan bagaimana hal-hal yang berbeda bisa cocok. Karena otak mereka sedang mencoba mencari tahu bagaimana objek yang berbeda bisa cocok satu sama lain, seperti dilihat dari warna, bentuk, dan tekstur," jelas seorang Dokter Anak di MemorialCare Orange Coast Medical Center, Dr. Gina Posner, dikutip dari Romper.
Ilustrasi anak menyusun mainannya. Foto: gorosan/Shutterstock
Sementara dilansir Firstcry Parenting, cara bayi bermain dengan menyusun mainannya menunjukkan sebuah keterampilan, di mana anak akan membedakan benda dan berusaha mengelompokkannya. Baik berdasarkan ukuran, warna, atau sifat lainnya.
ADVERTISEMENT
Jadi aktivitas ini merupakan bagian dari perkembangan kognitif dan motorik si kecil. Balita jadi sedang mempelajari seni mengurutkan, mengelompokkan, dan mengatur suatu barang. Seiring dengan kebiasaan tersebut, dia akan mengembangkan keterampilan menyortir dan memecahkan suatu teka-teki.
Namun, apakah ada kemungkinan juga kebiasaan balita tersebut menandakan masalah kesehatan tertentu, seperti misalnya autisme?

Anak Balita Suka Menyusun Mainan, Apakah Bisa Juga Pertanda Autisme?

Ketika melihat anak balita sangat menyukai menyusun mainan atau terlihat terlalu obsesif, Anda mungkin juga ikut khawatir. Apalagi ketika tidak berusaha untuk melakukan permainan lain dan suka mengerjakannya sendirian saja.
Ilustrasi anak menyusun mainannya. Foto: S Gribble/Shutterstock
Menurut Dokter Anak di Providence Saint John's Health Center California, Dr. Daniel Ganjian, meski belum tentu merupakan tanda anak mengalami autisme, penting untuk dilakukan evaluasi terkait perilakunya oleh dokter anak Anda. Apalagi bila permainan menyusun tersebut tidak membuatnya ingin beraktivitas lain, obsesif untuk terus mengatur ulang mainannya, atau bahkan si kecil marah ketika diganggu saat bermain.
ADVERTISEMENT
"Perilaku berulang tidak selalu merupakan tanda autisme. Autisme tidak didasarkan pada satu perilaku saja. Seorang anak harus memiliki konstelasi gejala untuk memastikan diagnosis tersebut. Jadi, beri tahu dokter anak Anda jika memiliki kekhawatiran terhadap temuan tersebut," jelas Dr. Ganjian.
Di sisi lain, orang tua juga tidak perlu khawatir apabila balita Anda tidak memilah atau menyusun mainannya.
"Ini keterampilan yang bagus, karena menyortir dapat membantu otak mereka bekerja. Tetapi jika mereka tidak menyortirnya pun tidak perlu khawatir. Nyatanya, banyak juga anak cerdas yang tidak suka menyortir mainan," tutup Dr. Posner.